Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Hasil Analisa Pasien Covid Di RS YARSI Juni-Juli
Angka Kematian Meningkat Dua Kali Lipat, Mayoritas Belum Divaksin
Kamis, 7 Oktober 2021 23:15 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Guru Besar Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia (UI) Prof Tjandra Yoga Aditama memaparkan hasil analisa data dari 1.457 pasien Covid-19 yang dirawat di RS YARSI sejak awal 2021.
Analisa itu, dilakukan dirinya bersama Universitas dan RS YARSI. Hasil analisa ini dipaparkan dalam Webinar di YARSI yang digelar hari ini.
Baca juga : Raja Ampat Masuk Level 1, Manokwari Level 2
"Tampak jelas peningkatan kasus dan meninggal pada sekitar bulan Juni-Juli 2021. Total yang wafat sejak awal tahun selama masa pengamatan ada 149 orang. Angka kematian naik dua kali lipat," ujar Tjandra, Kamis (7/10).
Ditambahkannya, tingkat kematian tertinggi di usia produktif, yakni antara 40-59 tahun. "Mayoritas yang meninggal belum divaksinasi," ungkap Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI tersebut.
Baca juga : Kemungkinan Varian Baru Harus Segera Dicek
Kemudian, hasil analisa juga mengungkap, proporsi hasil tes PCR dengan nilai Ct rendah (<21) meningkat di bulan Juni 2021. "Angka kesakitan anak meningkat, namun tidak ada yang meninggal," imbuh Tjandra, seraya menambahkan, terlihat tren penurunan risiko kematian pada lansia.
Dalam diskusi ini, juga banyak dibicarakan tentang status pandemi dan endemi, berbagai aspek vaksin, termasuk pada anak, dan juga Long Covid.
Baca juga : Airlangga Tekankan Pentingnya Penurunan BOR Dan Akselerasi Vaksinasi
"Khusus tentang Long Covid atau Post Covid, WHO (Badan Kesehatan Dunia) baru saja kemarin (6 Oktober) mengeluarkan definisi berdasar strategi Delphi," beber eks Direktur WHO Asia Tenggara ini. Definisi ini melingkupi 4 faktor.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya