Dark/Light Mode

Untungnya Rp 1 Juta Per Hari

Sulap Warna Pertalite Jadi Mirip Premium, Pria Di Sampit Ditangkap Polisi

Selasa, 12 Oktober 2021 05:38 WIB
Kapolres Kotawaringin Timur AKBP Abdoel Harris Jakin (tengah) bersama Kapolsek Ketapang AKP Samsul Bahri dalam konferensi pers kasus pengoplosan Pertalite supaya warnanya mirip Premium di Sampit, Kalimantan Tengah, Senin (11/10).
Kapolres Kotawaringin Timur AKBP Abdoel Harris Jakin (tengah) bersama Kapolsek Ketapang AKP Samsul Bahri dalam konferensi pers kasus pengoplosan Pertalite supaya warnanya mirip Premium di Sampit, Kalimantan Tengah, Senin (11/10).

RM.id  Rakyat Merdeka - Polisi menangkap seorang pria di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, berinisial HS karena diduga mengoplos bahan bakar minyak jenis Pertalite dengan bahan tertentu. Supaya warnanya mirip Premium. Demi meraup keuntungan.

"Ini cukup aneh juga. Biasa itu kan kasusnya pengoplosan menyerupai BBM yang jenis yang lebih mahal, seperti pertalite atau pertamax. Ini justru Pertalite dioplos, supaya warnanya mirip Premium atau bensin. Hanya warnanya yang mirip, soal kandungannya, kami belum tahu. Karena itu perlu pengujian laboratorium," kata Kapolres Kotawaringin Timur AKBP Abdoel Harris Jakin didampingi Kapolsek Ketapang AKP Samsul Bahri di Sampit, seperti dikutip ANTARA, Selasa (12/10).

Jakin menjelaskan, kasus ini terungkap pada Jumat (8/10) lalu. Berawal dari informasi masyarakat, yang kemudian ditindaklanjuti oleh Polsek Ketapang.

Terduga HS tertangkap tangan sedang melaksanakan pengoplosan itu di rumah di Jalan Jembatan Kuning Gang Sabar Menanti Kelurahan Ketapang Kecamatan Mentawa Baru Ketapang.

Polisi mengamankan barang bukti berupa tandon air berkapasitas 1.000 liter, 33 jeriken, timbangan, serbuk bleaching earth terram untuk pemutih, bahan bakar mirip premium serta barang bukti lainnya.

Baca juga : Hari Ini, Sorta Dilantik Jadi Ketua DPRD Samosir

Dalam aksinya, HS menerima jasa mengoplos Pertalite, dengan memasukkan serbuk bleaching earth terram. Hasilnya, Pertalite yang semula berwarna hijau, berubah menjadi kuning sehingga mirip premium.

Terkadang, HS juga membeli sendiri Pertalite dari sejumlah koleganya, kemudian mengoplosnya menjadi bahan bakar yang warnanya mirip warna premium, kemudian menjualnya.

Namun jika dilihat secara teliti, tetap ada perbedaan karena warna kuningnya sangat tajam. Berbeda dengan warna kuning bahan bakar premium.

Dari hasil pemeriksaan terhadap HS, praktik terlarang ini ternyata dilakukan lantaran harga Premium di pelosok justru lebih mahal dibanding Pertalite.

Padahal, di SPBU harga resmi, premium lebih murah dibanding Pertalite.

Baca juga : Pelni Sulap Kapal Jadi Tempat Isolasi

Hal itu lantaran ada pendapat keliru di masyarakat bahwa Pertalite merusak mesin kendaraan karena cepat panas, menimbulkan kerak dan memperpendek umur mesin. Sehingga banyak yang memilih membeli Premium.

Sementara alokasi premium, kini terus dikurangi oleh Pertamina.

"Berbekal pengetahuannya, dia memanfaatkan keterbatasan pengetahuan masyarakat. Terbukti, pangsa pasarnya banyak. Khususnya, masyarakat yang domisilinya jauh dari Sampit," kata Jakin.

HS mengaku sudah menjalani kegiatan terlarang ini selama 3 bulan. Dalam operasional yang dibantu dua karyawan, HS meraup untung sekitar Rp 1 juta setiap harinya.

Untuk menangani kasus ini, penyidik akan berkoordinasi dengan Pertamina dan perangkat daerah yang menangani terkait energi.

Baca juga : Walkot Makassar Mau Sulap Kapal Pelni Jadi Tempat Isolasi

Penyidik juga masih mengembangkan kasus ini, antara lain dengan menelusuri tempat HS membeli serbuk pengubah warna Pertalite sehingga mirip premium tersebut.

"Dia dijerat dengan 54 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas, sub Pasal 62 Jo Pasal 8 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dengan ancaman hukuman penjara paling lama enam tahun penjara dan denda Rp 60 miliar," tegas Jakin.

HS mengaku mendapatkan pengetahuan cara mengubah warna Pertalite menjadi mirip Premium tersebut dari rekannya di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat.

"Sejauh ini, tidak ada yang mengeluh terkait kualitas premium oplosan itu. Malah permintaannya tambah banyak," ungkap HS. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.