Dark/Light Mode

Untungnya Lebih Gede Dari Bunga Deposito

Milenial Jadi Investor Terbesar Pinjaman Digital

Kamis, 27 Juni 2019 07:34 WIB
Untungnya Lebih Gede Dari Bunga Deposito Milenial Jadi Investor Terbesar Pinjaman Digital

RM.id  Rakyat Merdeka - Perkembangan industri pinjaman digital atau financial technology (Fintech) Peer to Peer (P2P) Lending semakin menarik di kalangan milenial.

Bahkan, saat ini milenial tercatat sebagai investor atau pemberi pinjaman terbesar di industri fintech karena keuntungan yang didapat cukup tinggi.

Kepala Bidang Humas Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Tumbur Pardede menjelaskan, Fintech P2P Lending merupakan suatu sistem (platform) yang menghubungkan dua pihak. Yakni antara pemberi pinjaman (lender) dengan peminjam (borrower).

“Dalam industri fintech lending, bukan hanya melulu soal orang meminjam uang atau borrower. Tapi juga ada investornya yang memberikan pinjaman atau lender,” ujarnya dalam keterangan kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Ia mengungkapkan, para lender ini dapat diisi oleh milenial yang ingin memulai berinvestasi. “Fintech Lending dapat diakses hanya dengan gadget yang terhubung dengan internet, pilihlah penyelenggara fintech lending yang legal atau terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” ungkap Pardede.

Data OJK per 30 April 2019, berdasarkan karakter pengguna fintech lending, mayoritas pemberi pinjaman atau lender yakni dari kalangan milenial (usia 19-34 tahun) sebanyak 69,53 persen.

Sisanya lender dari kalangan usia 35-54 tahun (27,26 persen), dan golongan usia lainnya.

Baca juga : RBM Perkuat Pasar Susu Kambing Kemasan Bubuk

Direktur Pengaturan, Perizinan dan Pengawasan OJK, Hendrikus Passagi mengatakan, Indonesia merupakan target pasar menggiurkan dari kegiatan Fintech P2P Lending. Dalam empat tahun terakhir, industri Fintech P2P Lending telah tumbuh berdasarkan total pinjaman dan penggunanya.

Menurut Hendrikus investasi di Fintech P2P Lending cukup terjangkau karena bisa dimulai dari Rp 100.000. “Keuntungan yang diperoleh ketika menjadi pemberi pinjaman atau lender biasanya melampaui bunga deposito bank per tahunnya,” tutupnya.

Perencana Keuangan dari Finansiaconsulting.com Eko Endarto mengatakan, produk investasi di P2P Lending bisa saja menjadi sarana investasi bagi para kaum milenial dengan pendapatan bulanan di kisaran Rp 8 juta ke bawah.

“Investasi sangat diperlukan mengingat tingginya pendapatan,” ujarnya.

Perhatikan Kebutuhan Ia mengatakan, milenial harus memahami potensi keuangannya sendiri, potensi keuntungan atau benefit dari berinvestasi di produk tersebut. Selain itu, milenial juga perlu memahami risiko-risikonya.

“Asalkan, mereka para milenial sudah mengerti benar jenis produk investasinya dan risiko yang menyertainya, dan harus uang yang tidak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Sebab bisa jadi likuiditasnya tidak tinggi,” kata Eko.

Selain itu, milenial juga harus memperhatikan legalitas, karena di Indonesia, Fintech yang benar harus terdaftar di OJK. Kemudian, hendaknya milenial memperhatikan risikonya.

Baca juga : Menperin Dorong Milenial Tingkatkan Literasi Digital

“Memang, investasinya murah, mudah dan bisa membeli dengan imbal hasil yang tinggi, tetapi juga memiliki risiko yang tinggi,” ungkapnya.

Ketiga, milenial harus memperhatikan kebutuhan untuk investasi. “Investasi adalah jangka panjang, jadi tidak perlu mempertaruhkan jangka pendek dengan melakukan investasi. Kalau terlalu mempertahankan jangka pendek, namanya spekulasi,” tukas Eko.

Direktur Utama PT Danareksa Investment Management Marsangap P. Tamba mengatakan, milenial identik dengan usia produktif dengan penghasilan cukup besar.

“Makanya, mereka didorong untuk investasi karena bisa membantu mempersiapkan kebutuhan di masa depan dengan memahami cara kelola keuangan yang benar,” ujarnya.

Menurutnya, saat ini adalah waktu yang terbaik untuk berinvestasi karena hasilnya akan dirasakan untuk jangka panjang.

“Fintech P2P Lending salah satu instrumen investasi yang dapat dimanfaatkan milenial,” ungkapnya.

Chief Marketing Officer KoinWorks Jonathan Bryan, pihaknya sebagai salah satu perusahaan fintech mencatat minat milenial untuk masuk ke industri pinjaman digital sangat besar.

Baca juga : Inalum Bidik Pembuat Material Baterai Terbesar di Dunia

“Di perusahaan kami saja total ada 148 ribu investor dan saat ini kebanyakan investor berusia 25-35 tahun, atau generasi milenial,” ujarnya.

Dia tak menyebut berapa besar porsi investor berusia milenial di KoinWorks. Namun, menurut Jonathan, 60-70 persen dari investor di KoinWorks merupakan mereka yang berinvestasi untuk pertama kalinya.

“Investor yang berusia 25-35 tahun, paling besar disitu, di mana 60-70 persen investor yang ada di KoinWorks baru pertama kali mencoba investasi. Mereka tidak pernah punya reksadana, deposito, dan lainnya,” kata Jonathan.

KoinWorks pun terus melakukan edukasi kepada generasi milenial untuk berinvestasi di platformnya. Salah satu bentuk edukasi yang dilakukan adalah dengan blog tentang pendidikan finansial. [ASI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.