Dark/Light Mode

Corona Melandai

Gempa, Banjir, Longsor Mengintai

Senin, 25 Oktober 2021 07:30 WIB
Warga berusaha mengevakuasi korban longsor yang selamat di kawasan tikungan PDAM Tirtanadi, Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara, Sabtu (23/10/2021) malam. (Foto: Antara/Fransisco Carolio)
Warga berusaha mengevakuasi korban longsor yang selamat di kawasan tikungan PDAM Tirtanadi, Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara, Sabtu (23/10/2021) malam. (Foto: Antara/Fransisco Carolio)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ancaman Corona di Tanah Air memang mereda. Kasus baru konsisten di bawah 1.000. Namun, masyarakat tetap harus waspada. Sebab, di tengah kasus Corona yang melandai, muncul ancaman lain berupa bencana alam. Gempa bumi, banjir, dan tanah longsor sedang mengintai.

Sepekan terakhir, serangkaian bencana alam seperti gempa bumi, banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung melanda sejumlah wilayah, dari Sabang sampai Merauke. Paling teranyar pada dua hari terakhir, gempa bumi dengan skala 3 magnitudo melanda wilayah Banyubiru, Ambarawa, dan Salatiga. Gempa utama muncul pada Sabtu 23 Oktober 2021 pukul 00.32 dini hari.

Baca juga : Akhiri Lockdown, Selandia Baru Bidik 90 Persen Vaksinasi

Seharian kemarin, gempa dengan kekuatan 2-3 magnitudo masih terjadi. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, sedikitnya ada 34 kali gempa di wilayah Ambarawa dan Salatiga sejak Sabtu hingga Minggu pukul 18.00 WIB. Tak ada laporan korban jiwa akibat gempa tersebut. Namun, puluhan rumah warga mengalami retak.

Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono menjelaskan, gempa yang terjadi di Banyubiru dan sekitarnya merupakan jenis gempa swarm. Yaitu gempa yang memiliki ciri khas bermagnitudo kecil namun memiliki frekuensi tinggi dan berlangsung lama. Gempa tersebut diduga terkait dengan fenomena tektonik. Sebab, lokasi gempa berdekatan dengan jalur Sesar Merapi Merbabu, Sesar Rawapening, dan Sesar Ungaran.

Baca juga : Penari Barong Bali Sebut Sandi Pemimpin Idaman Kaum Milenial

"Warga harus waspada, khususnya terkait bangunan tempat yang ditinggali. Kalau struktur bangunan lemah, maka akan muncul kerusakan seperti yang terjadi di daerah Banyubiru," kata Daryono, dalam keterangan resmi, kemarin.

Pada 16 Oktober, gempa bumi berkekuatan 4,8 magnitudo juga melanda Bali. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali melaporkan, gempa ini menewaskan 3 orang. Dua korban meninggal di Bangli, 1 lagi di Karangasem. Korban luka berat berjumlah 12 orang. Sedangkan, korban luka ringan ada 120 orang. Gempa juga menyebabkan longsor di enam titik di Desa Trunyan dan Abang Batudinding.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Live KPU