Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Semua Orang Bicara Utang, Sri Mul Senang

Senin, 25 Oktober 2021 08:05 WIB
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani. (Foto: Istimewa)
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Jika utang berlipat ganda, maka akan sulit untuk membayarnya. Apalagi, jika kondisi nilai tukar rupiah terus anjlok, multiplier effect-nya bisa menyebabkan krisis keuangan pada suatu negara.

Sebab, jika perusahaan atau perbankan meminjam dalam bentuk dolar di luar negeri karena nilai tukarnya murah, begitu nilai tukarnya dikoreksi dari Rp 2.500 menjadi Rp 5.000, lalu menjadi Rp 7.500, menjadi Rp 10.000 bahkan jadi Rp 17.000, maka akan berdampak kepada kondisi keuangan

Baca juga : Sri Mul Gendong Cucu

“Kalau utang kita berlipat ganda walaupun tadi utangnya sama, tetapi nilai tukar berubah. Maka penerimaan ada yang dalam bentuk rupiah menjadi tidak bisa mampu untuk membayarnya kembali,” urai Sri Mulyani.

Sebelumnya, Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan melaporkan, hingga akhir Agustus 2021 posisi utang pemerintah mencapai Rp 6.625,43 triliun atau setara 41 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Sesuai laporan “APBN Kita” edisi September 2021, utang pemerintah pada Agustus 2021 bertambah Rp 55,27 triliun jika dibandingkan Juli 2021.

Baca juga : Pemerintah Tak Larang Perayaan Maulid Nabi

Positifkah semua orang sekarang ikut ngomongin utang? Anggota Komisi XI DPR, Hendrawan Supratikno punya pandangan sendiri. Menurutnya, utang negara sudah menjadi isu politik. Meski sebenarnya, kesadaran kolektif seperti ini sangat penting. Karena membuat penyelenggara negara berhati-hati.

“Tidak ugal-ugalan dalam menggunakan utang. Rambu-rambu penggunaan utang secara transparan, akuntabel, dan produktif, harus menjadi panduan dan pegangan kita,” ulasnya, saat dihubungi Rakyat Merdeka, tadi malam.

Baca juga : Erick Senang Dan Bangga

Terlebih, masyarakat makin bertambah cerdas. Karena memiliki akses informasi yang lebih terbuka. Hendrawan menyebut, masyarakat paham bahwa utang memiliki dimensi lintas generasi. Sehingga keberlanjutan pembayarannya menjadi sangat penting.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.