Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Muhadjir Soal Pengentasan Kemiskinan

Kalau Andalkan Bansos, Berat Bos!

Minggu, 31 Oktober 2021 08:05 WIB
Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy. (Foto: Humas Kemenko PMK)
Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy. (Foto: Humas Kemenko PMK)

RM.id  Rakyat Merdeka - Selain berjibaku memulihkan ekonomi, pemerintah lagi kerja keras mengatasi kemiskinan akibat dihajar Corona. Bansos jadi salah satu program pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan. Namun, kata Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, mengentaskan kemiskinan cuma andalkan bansos, itu berat..!

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, Maret 2021, tingkat kemiskinan mencapai 10,14 persen atau sekitar 27,54 juta jiwa. Yang lebih menyedihkan, angka kemiskinan ekstrem juga masih tinggi, yakni 4 persen dari total penduduk Indonesia atau sekitar 10,86 juta. Penduduk dengan kategori miskin ekstrem ini tersebar di 7 provinsi.

Baca juga : MA Cabut Dan Batalkan PP Pengetatan Remisi Koruptor

Khusus untuk kemiskinan ekstrem ini, pemerintah sudah memasang target. Menurut Muhadjir, instruksi Presiden Jokowi sudah jelas, kemiskinan ekstrem harus tuntas tahun 2024. Untuk merealisasikannya, Pemerintah Pusat mengajak Pemerintah Daerah mengkroyok program tersebut. Namun, kalau hanya mengandalkan bansos, Muhadjir mengaku hal itu sulit bisa terealisasi.

“Bansos itu, kalau untuk tangani kemiskinan ekstrem seperti balsam, jadi obat semua penyakit tetapi sebetulnya tidak menyelesaikan penyakit,” kata Muhadjir dalam keterangan tertulisnya, usai menghadiri peluncuran program BPJS Ketenagakerjaan untuk nelayan kecil di Kota Probolinggo, Jawa Timur, Jumat (29/10).

Baca juga : Indonesia Tegaskan Komitmennya Kendalikan Perubahan Iklim

Eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini menilai, penanganan permasalahan kemiskinan ekstrem harus secara komprehensif, dan dengan banyak pendekatan. Salah satunya, pendekatan lingkungan.

Menurutnya, masyarakat dengan kemiskinan ekstrem cenderung membentuk kelompok dan tinggal di satu kawasan kumuh (slum). Karenanya, pendekatan lingkungan dengan membangun kawasan yang lebih layak huni pun harus dilakukan.

Baca juga : Kejaksaan-Kementan Kolaborasi Pastikan Bantuan Alsintan Bermanfaat  

“70 persen (kemiskinan ekstrem) berada di wilayah enclave, karena berada di wilayah kantong, maka penyelesaiannya harus dengan pendekatan lingkungan. Tidak bisa secara parsial orang per orang,” bebernya.

Sedangkan fungsi bansos itu serupa dengan balsam. Bansos tidak benar-benar menyelesaikan masalah utama kemiskinan. “(Bansos) hanya menyelesaikan rasa sakitnya aja, tetapi penyakitnya tidak selesai,” ungkapnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.