Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Tetap Disiplin Prokes Dan Vaksinasi

Kita Akan Hidup Bersama Covid-19

Senin, 18 Oktober 2021 06:20 WIB
Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito. (Foto: Damar - Medcom).
Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito. (Foto: Damar - Medcom).

RM.id  Rakyat Merdeka - Meski kasus melandai, pandemi Covid-19 belum berakhir. Tidak dapat dipastikan kapan virus Corona akan hilang. Mau tak mau kita semua harus siap hidup berdampingan dengan Covid-19.

Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito mengatakan, protokol kesehatan (prokes) menjadi kunci hidup damai dengan Covid-19 di masa depan. Selain itu, perlindungan kesehatan dari hulu sampai ke hilir seperti vaksinasi dan 3T (testing, tracing dan treatment) juga harus terus dilakukan.

“Saat ini tingkat kepatuhan masyarakat menjalankan prokes sudah cukup baik, meski masih fluktuatif. Karena itu, prokes tidak bisa ditinggalkan,” tegas Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia (UI) bidang Kebijakan Kesehatan (2010) ini.

Baca juga : Netizen Pro-Kontra Integrasi PeduliLindungi Ke Aplikasi Lain

Relaksasi kegiatan masyarakat pun, kata Wiku, secara bertahap dengan persiapan matang bisa dilakukan seiring membaiknya penanganan Covid-19 di berbagai wilayah. Dalam pelaksanaannya, Pemerintah tetap melakukan pengawasan dan peninjauan terhadap relaksasi tersebut. “Yang juga penting adalah kewaspadaan yang melekat pada masyarakat” ujarnya.

Dalam praktiknya, kata Wiku, di ruang publik tempat kegiatan, harus ada Satgas Prokes. Dengan demikian, aktivitas masyarakat akan diawasi oleh masyarakat juga. “Sehingga tidak ada ruang untuk terjadi penularan tanpa terdeteksi, dan dapat dicegah lebih awal,” tutur Adjunct Professor bidang Infectious Disease and Global Health oleh Tufts University Amerika Serikat (AS) pada 2018 ini.

Lebih lanjut, Wiku mengatakan, proses penularan bisa terjadi pada tiga titik. Yakni di tempat tinggal, transportasi, serta tempat aktivitas. Selain itu, setiap daerah memiliki karakter dan cara berbeda untuk menemukan kapasitas yang paling tepat. “Setelah ditemukan kapasitas yang tepat, maka harus dijaga agar tidak melakukan aktivitas berlebihan,” paparnya.

Baca juga : Tangkap! Giring Ke Ruang Isolasi

Sementara Wakil Ketua Gerakan Pakai Masker, Kemal Gani mengatakan, masyarakat pasti mengalami kejenuhan dengan kondisi pandemi Covid-19 ini. Untuk itu, edukasi harus terus dilakukan secara berkelanjutan disertai penyegaran dan pendekatan yang menarik.

Selain memanfaatkan media sosial dan radio, pihaknya juga melakukan penyuluhan ke berbagai klaster secara daring. Di antaranya ke pesantren, pasar rakyat, ibu-ibu, juga anak-anak muda. “Kami menggarap penyuluhan untuk para penyuluh,” kata dia.

Netizen pun menyatakan sudah sangat siap hidup damai berdampingan dengan Covid-19. Meski jalannya tidak mudah, netizen siap menghadapinya dengan disiplin prokes dan terus mengajak masyarakat untuk ikut vaksin Covid-19. Mereka yakin, hidup bersama Covid-19 tidak bisa dihindari.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.