Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

5 Visi Baru Islam Untuk Indonesia Maju

Minggu, 31 Oktober 2021 20:42 WIB
pemikir kebinekaan Sukidi Mulyadi (Foto: Istimewa)
pemikir kebinekaan Sukidi Mulyadi (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Hidup rukun dan harmonis di tengah kebhinekaan merupakan ajaran penting dari agama Islam. Keduanya menjadi nilai inti dari agama yang didakwahkan Nabi Muhammad SAW sekaligus menjadi prinsip penting yang dianjurkan para pendiri Republik Indonesia dahulu. Oleh karena itu, setiap Muslim mesti menjalin hubungan positif dengan yang warga negara yang lain, apa pun latar belakang agama, keyakinan, ras, dan budayanya.

Namun, fakta kehidupan berbangsa kini menunjukkan situasi yang cukup memprihatinkan. Maraknya ujaran kebencian, kabar bohong, fitnah, tuturan bernada hasutan, persekusi, diskriminasi, dan segala bentuk tindakan negatif lainnya, telah merusak pondasi nilai-nilai agama yang telah berdiri kokoh.

Baca juga : Jokowi Apresiasi Kerja Sama Pertahanan Indonesia-Prancis

Kondisi ini menuntut setiap elemen bangsa ini untuk melakukan refleksi sekaligus memperbarui Islam agar selaras dan mampu menjawab tantangan zaman yang datang silih berganti. Gagasan itu disampaikan pemikir kebinekaan, Sukidi Mulyadi, Ph.D. dalam Kuliah Umum di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, dengan tajuk “Visi Baru Islam untuk Indonesia Maju,” Sabtu (30/10).

Doktor Kajian Islam dari Universitas Harvard, Amerika Serikat, itu menegaskan, perilaku negatif sebagian Muslim di Indonesia itu telah menutup jatidiri Islam sebagai agama yang menganjurkan kedamaian. Sukidi mengutip pendapat pemikir pembaru Islam Mesir, Muhammad Abduh: “Al-islamu mahjubun bil muslimin/Islam tertutup oleh umat Islam,” untuk melukiskan berbagai problem yang mendera umat Islam seperti ujaran kebencian, korupsi, diskriminasi, dan lain-lain. Dengan kata lain, cahaya keindahan Islam tertutupi oleh perilaku buruk umat Islam yang sama sekali tidak mencerminkan ajaran luhurnya.

Baca juga : Semen Indonesia Dukung Munas IAI

Sebagai Muslim, ujar Sukidi, umat boleh berbangga dengan jumlah pengikutnya yang mayoritas. Tetapi fakta itu harus dibarengi dengan kontribusi positif yang mampu mengerahkan umat untuk menghadirkan kemajuan, menjadi pelindung, menjamin kerukunan, dan harmoni di tengah masyarakat. Selain itu, Sukidi juga menggelorakan pentingnya visi baru Islam yang menjadi panduan untuk reformasi Islam sekaligus memberi arah yang jelas kepada umat Islam dalam menjalani kehidupan di negeri yang majemuk seperti Indonesia ini.

Visi baru Islam yang dikumandangkan Sukidi yakni Islam sebagai Agama Kebhinekaan, Islam sebagai Agama Persatuan, Islam sebagai Agama Kesetaraan, Islam sebagai Agama Kebebasan, dan Islam sebagai Agama Kemanusiaan. Sukidi menganggap, lima visi baru Islam ini sangat penting untuk didesakkan ke setiap sanubari umat Islam agar menjadi kesadaran yang menjiwai setiap tingkah laku seorang Muslim.

Baca juga : Gagal Ke Final, Ini Kesan Shin Tae-yong Untuk Timnas Indonesia

Visi pertama, Islam sebagai Agama Kebhinekaan, merupakan refleksi dari pesan Allah dalam surat al-Hujurat: 13 yang berbunyi: “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.”
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.