Dark/Light Mode

5 Visi Baru Islam Untuk Indonesia Maju

Minggu, 31 Oktober 2021 20:42 WIB
pemikir kebinekaan Sukidi Mulyadi (Foto: Istimewa)
pemikir kebinekaan Sukidi Mulyadi (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Gagasan ini lantas menjadi inspirasi para pendiri bangsa untuk merumuskan dasar negara yang menjunjung tinggi kebhinekaan. Prinsip ini selaras dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, yang berasal dari “Bhinneka Tunggal Ika tan hana dharma mangrwa” karya Empu Tantular dalam Kitab Kakawin Sutasoma. Moto ini menegaskan bahwa bangsa Indonesia diikat oleh satu kesatuan, sekaligus menjadi rujukan historis tentang pentingnya warga bangsa ini menjaga persatuan di tengah kebhinekaan.

Meski begitu, keragaman di negeri ini tidak bisa tegak hanya dengan mengatakan bahwa “bangsa Indonesia adalah Bhinneka Tunggal Ika” semata. “Mengakui fakta itu saja tidak cukup,” tegas Sukidi. 

Baca juga : Jokowi Apresiasi Kerja Sama Pertahanan Indonesia-Prancis

Tetapi, lanjutnya, kebhinekaan mensyaratkan keterlibatan aktif setiap warga negara untuk merawat dan menegakkan kemajemukan. Sebab, jika warga negara berdiam diri, abai, dan tidak mempedulikan kondisi bangsa, keragaman hanya akan berakhir ke arah “kutukan kebinekaan” (the curse of diversity) yang membawa bangsa ini kepada perpecahan dan polarisasi.

Bagi Sukidi, kesadaran akan kebhinekaan merupakan kesadaran islami yang sejalan dengan kesadaran keindonesiaan. Ia selaras dengan prinsip agama, dan bahkan menjadi spirit yang menghidupi kehidupan keagamaan umat Islam.

Baca juga : Semen Indonesia Dukung Munas IAI

Visi kedua, Islam sebagai Agama Persatuan adalah gagasan yang harus digelorakan kembali. Sebab, umat Islam memiliki prasangka negatif yang kerap disiarkan melalui media sosial. Sukidi mendorong umat Islam Indonesia agar belajar dari kegagalan sejumlah negara yang didera perpecahan dan permusuhan akibat hoaks dan ujaran kebencian. “Divided society sama dengan semakin menjauhkan kita dari cita-cita Islam, jauh dari nilai-nilai luhur Islam,” ujar Sukidi.

Karena itu, menegakkan persatuan dalam kebhinekaan bukan hanya komitmen kebangsaan, melainkan komitmen keislaman segenap umat Islam di negeri ini. Dengan kata lain, perpecahan merupakan bentuk dari pengkhianatan terhadap cita-cita keislaman dan cita-cita kebangsaan sekaligus.

Baca juga : Gagal Ke Final, Ini Kesan Shin Tae-yong Untuk Timnas Indonesia

Visi ketiga, Islam sebagai Agama Kesetaraan penting untuk ditegaskan ulang. Sebab, fakta sehari-hari menunjukkan bahwa kita sering diperlakukan tidak setara atau kerap kita diperlakukan diskriminatif. Visi ini merupakan implementasi dari pesan al-Quran bahwa Tuhan tidak membeda-bedakan hamba-Nya berdasarkan warna kulit, agama, ras, atau budaya, melainkan ditentukan oleh kedekatan dan kualitas takwanya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.