Dark/Light Mode

Catatan Irma Suryani Chaniago

Erick Menteri Out Of The Box, Jauh Dari Bisnis PCR

Rabu, 3 November 2021 09:25 WIB
Irma Suryani Chaniago (Foto: Istimewa)
Irma Suryani Chaniago (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sejak dipilih oleh Presiden Jokowi menjadi Menteri BUMN, Erick Thohir selalu dihadapkan dengan tantangan-tantangan berat. Mulai dari fitnah, tudingan, hoaks, dan lain-lain. Situasi ini mengingatkan saya kepada pernyataan Ganjar Pranowo di acara ILC beberapa tahun lalu, “Erick Thohir menabrak tembok-tembok besar yang sistemnya sudah karatan”.

Jadi, tidak mengherankan kalau hari ini, banyak fitnah dan tudingan kepadanya. Ini karena keberaniannya menabrak tembok-tembok besar untuk membenahi BUMN. Membenahi tembok-tembok besar yang sudah karatan dengan pimpinan-pimpianannya yang juga banyak yang karatan, tentu tidak seperti membalikkan telapak tangan.

Baca juga : Waka DPD: Mahasiswa Kudu Berpikir Out Of The Box

Membenahi BUMN yang pimpinan pimpinannya juga ada yang karatan tersebut dibutuhkan keberanian. Mulai dari membenahi “AHLAK” yang kemudian dijadikannya sebagai tagline BUMN, membenahi Sumber Daya Manusia (dari direksi sampai pada komisaris), serta membersihkan BUMN dari tikus-tikus kantor yang menjarah uang negara dengan melaporkan mereka ke aparat yang berwenang.

Tindakan yang terakhir ini belum pernah terjadi di Indonesia, ketika seorang menteri melaporkan bawahan di bawah wewenangnya ke pihak yang berwajib. Bravo Erick .

Tindakan out of the box yang dilakukan Erick mirip dengan tindakan guru politiknya, yakni Presiden Jokowi. Dan saya yakin, karena chemistry dan ketulusan sikap dalam menjalankan perintah Presiden inilah yang kemudian membuat Erick banyak dipercaya untuk menyelesaikan tugas-tugas penting dengan jabatan-jabatan penting yang penuh tantangan. Dan tentu sudah pasti akan mendapatkan banyak hambatan dari oknum-oknum yang merasa kenyamanannya terganggu.

Baca juga : Badan Ketahanan Pangan Baiknya Tetap Di Bawah Kementan

Ibarat pepatah, “biarkan anjing menggong kafilah berlalu”, Erick tak terpengaruh dari tudingan yang menyatakan perusahaannya terafiliasi dengan perusahaan yang mengelola 2,5 persen penyediaan PCR. Erick, yang setelah menjadi menteri melepaskan semua posisi bisnisnya, dituding bermain dalam penyediaan PCR.

Mari secara jernih kita bicara by data tentang data PT GSI dan berapa PCR yang mereka kelola untuk kepentingan kondisi darurat pendemi Covid-19. Total jumlah  tes PCR yang sudah dilaksanakan di Indonesia 28,4 juta. Total jumlah tes PCR yang dilakukan oleh GSI 700 ribu. Itu artinya, PT GSI hanya mengelola 2,5 persen dari total tes PCR. Nah, menurut pendapat saya, kalau mau bermain, harusnya PT GSI menguasai pasar sampai 50 persen, bukan 2,5 persen.

Baca juga : Ditanya Anak SD Gimana Supaya Jadi Menteri Yang Baik, Gus Halim Jawab Begini

Dan mari kita periksa lagi, Yayasan Kemanusiaan Adaro hanya punya saham 6 persen di PT GSI. Artinya, keterlibatan yayasan kemanusiaan Adaro ini sangat kecil. Ini juga membuktikan bahwa Yayasan Kemanusiaan Adaro tidak bermain main di bisnis PCR dan murni hanya untuk membantu kemanusiaan di era pendemi. Selain itu, Erick juga tudak aktif di Yayasan Kemanusiaan Adaro. Jadi, ini juga menunjukkan jauh sekali hubungan Erick dengan bisnis PCR.

Sesungguhnya, sangat disayangkan ada pihak berbicara minim data dan bahkan bermain dalam “framings” berita untuk membunuh karakter menteri tokoh masa depan seperti Erick Thohir. Mereka yang mengaku aktivis tetapi selalu bermain dalam politik praktis dan mengabaikan politik etis tanpa memikirkan akibat yang ditimbulkan.***

Penulis: Politisi Partai NasDem

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.