Dark/Light Mode

Mudik Ok, Balik NO

Sabtu, 15 Juni 2019 07:55 WIB
Ngopi - Mudik Ok, Balik NO
Catatan :
AULIA DARWIS

RM.id  Rakyat Merdeka - Sejak ada aplikasi menuntun rute, perjalanan saya jadi lebih mudah. Seperti mudik kemarin, sebelum berangkat saya lihat aplikasi, memantau kepadatan lalu lintas.

Sebagai sopir mudik, tentu saya punya kuasa, kapan harus menginjak gas memulai perjalanan. Bila di aplikasi banyak rute merah, perjalanan ditunda. Bila biru, mudik dimulai.

Benar saja. Sejak dari rumah di kawasan Ciledug, nyaris tanpa macet. Begitupun, masuk jalur tol di Petukangan hingga tol Cikampek tak ada kepadatan berarti. Saya bisa tancap gas hingga masuk tol Cipali.

Baca juga : Menunggu Arus Balik

Sejak berangkat pukul 2 siang, saya targetkan tidak berhenti menghindari kemacetan di area istirahat. Walhasil, saya sampai di km 120 Tol Cipali dalam waktu 4 jam. Wow. Mudik Ok nih, batin saya dalam hati. Sudah menjadi kebiasaan bagi istri saya tiap tahun merayakan Idulfitri pulang kampung. Untuk merayakan Lebaran bersama keluarga, silaturahmi, temu kangen dengan kerabat dan juga teman-teman.

Sebelum pulang kampung banyak yang perlu dipersiapkan. Selain membawa uang sesuai buget, juga menyiapkan oleh-oleh buat orang tua atau pun saudara di kampung. Tak lupa pula menyiapkan banyak amplop dengan gambar yang lucu-lucu dan diisi dengan uang baru 10 ribu atau 20 ribu alias angpau. Itu yang paling ditunggu anak-anak kecil.

Karena mudik kemarin masih dalam waktu puasa, alhamdulillah sekali ya di setiap rest area banyak yang memberikan takjil gratis. Waktu itu ada dapat snack roti, kurma dan minuman. Untuk para pemudik ini merupakan rezeki nomplok.

Baca juga : Mudik Lebaran, Konsumsi LPG Naik

Setelah mencari parkiran, buka puasa cukup dengan gelar tikar depan parkiran mobil kita sendiri dan dihidangkanlah makanan yang dibawa dari rumah. Selain hemat waktu juga lebih praktis, tidak perlu mengantre panjang di rumah makan. Habis makan dan salat, bisa langsung melanjutkan perjalanan. Cuma 11 jam sampai di kampung halaman istri.

Setelah melaksanakan salat idulfitri di masjid, semua bersalaman, saling bermaaf-maafan. Sesuai dengan adat Jawa bagi orang yang lebih muda harus melakukan sungkeman. Memohon maaf kepada orang yang lebih tua dengan cara salaman dan jongkok mencium tangan. “Kepareng matur, kulo bade ngaturaken sugeng riyadi, menawi wonten lepat kulo nyuwun pangapunten”. Artinya ”kalau boleh bicara, saya mau mengucapkan selamat hari raya, kalau ada salah saya minta maaf”.

Dan ketika sudah kembali ke perantauan, saatnya bersiap menerjang macet. Aplikasi penunjuk rute tak lagi diperhatikan, karena sudah saatnya berangkat. Tak bisa menunda, walau jalanan terlihat merah. Walhasil, macet terhindari mulai dari Purworejo hingga Sampang, Jawa Tengah. Masuk Ajibarang, macet makin parah, 1 jam tak bergerak. Semuanya berlomba menuju tol baru. “Macet begini sampai Brebes, Pak,” kata seorang petugas. Saya lihat di aplikasi juga merah, hingga tol Pejagan. Hmm, alamat seharian antre nih.

Baca juga : Mudik Asyik

Petugas menyarankan putar balik. Akhirnya, saya dan satu mobil keluarga lagi balik arah, menempuh jalur Bandung. Malam itu lumayan lancar. Masuk pagi, macet mulai menjadi. Arus balik bersaing dengan angkutan kota dan pariwisata. Daerah Tasikmalaya terasa padat hingga Nagrek.

Tak terasa waktu tempuh sudah lebih 16 jam. Mantap betul. Belum lagi kemacetan di Cikampek. Syukurlah sampai rumah dengan selamat. Saya lihat sudah lebih 24 jam, dua kali lipat dari waktu normal. Mantul. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :