Dark/Light Mode

Salam Tempel

Selasa, 18 Juni 2019 07:47 WIB
Ngopi - Salam Tempel
Catatan :
MELLANI EKA MAHAYANA

RM.id  Rakyat Merdeka - Usai salat Id, kami sekeluarga duduk manis bercengkrama sambil makan ketupat hidangan Hari Raya. Lamat-lamat terdengar suara salam.

“Asssalamualaikum,” suara lima bocah cilik terdengar ceria di depan pintu. “Waalaikum salam, mari ma- suk,” jawab tuan rumah dari dalam sambil membuka pintu menyambut tamu ciliknya. Kedatangan mereka mengingatkan pada masa lalu, tentang kegiatan berkunjung ke tetangga demi mendapatkan salam tempel. 

Ya, bicara tentang Hari Raya Idul Fitri terdapat tradisi khas masyarakat Muslim Nusantara. Tak hanya mudik, makanan ketupat, takbir keliling, membeli pakaian baru, saling berkirim ucapan selamat, paling ditunggu-tunggu adalah salam tempel. Yaitu jenis salam yang disertai menyelipkan duit ke genggaman tangan orang yang disalami.

Baca juga : Soal Yerusalem, OKI Gempur Amerika

Biasanya yang kebagian kebanyakan anak-anak. Usia balita hingga sekolah dasar. Yang SMP hingga anak kuliah kadang-kadang masih dapat. Tahun ini, jumlah tamu cilik yang ke rumah tak banyak. Hanya satu kelompok yang terdiri dari lima anak itu. Entah apa sebabnya.

Lima tahun belakangan terasa sekali berkurangnya kehadiran para tamu cilik. Apa karena, program Keluarga Berencana (KB) sukses? Jadi anak-anak yang dulu datang sekarang udah remaja. Tidak ada penggantinya. Sedangkan anak remaja sudah malu berburu salam tempel.

Dulu waktu ku kecil. Juga menjalani berburu salam tempel. Kami satu grup sekitar lima orang. Dari lima orang ini, kami bakal mengunjungi lima masing- masing. Lalu, mengunjungi kediaman kerabat dari masing-masing anak. Biasanya kami jalan pada Lebaran kedua.

Baca juga : Dikocok Dalam Gelas

Pukul 9 kami sudah rapi, pakai baju baru. Janjian bertemu di satu rumah. Sekitar lima menit minum dan makan kue, perjalanan lanjut ke rumah teman lain. Bila semua rumah anggota grup selesai, kunjungan dilanjut ke rumah teman di luar grup. Bisa 10 rumah dikunjungi dalam sehari.

Tapi tidak semua kunjungan dapat salam tempel. Tidak mengapa. Kadang-kadang ketemu teman grup lain. Mereka menginfokan di rumah mana saja ada salam tempelnya, dan yang tidak. Esok harinya kunjungan dilanjut lagi. Ada ke rumah guru, ke tempat temannya teman, ke tempat om nya teman. Begitulah seterusnya.

Kami setop bertamu jika baju baru sudah kepake semua. Rata-rata tiga hari. Jika duit sudah terkumpul. Kami janjian lagi ke pasar buat beli mainan. Ada mobilan tamiya, pistolan, game watch. Atau kami mengunjungi taman bermain. Jika masuk sekolah lagi, ceritanya tak lepas dari lomba banyak-banyakan salam tempel yang didapat. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.