Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Sajadah & Haram Jadah

Kamis, 20 Desember 2018 09:57 WIB
Ngopi - Sajadah & Haram Jadah
Catatan :
WIDIA SAPUTRA

RM.id  Rakyat Merdeka - Di tengah penilaian miring terhadap penghuni DPR, saya pernah mendapatkan cerita politisi baik dari gedung mentereng di Senayan itu. Yang cerita adalah AKM, mantan politisi partai besar dan pernah menjadi penegak hukum. Orangnya gagah, badannya tegap, bicaranya tegas. Rambutnya sudah memutih. 

AKM mengisahkan koleganya saat masih di DPR, sebut saja namanya ALM. Dia berasal dari partai yang berbasis Islam dan pernah menjadi pimpinan komisi. ALM bukan tipe orang yang asal menerima pemberian. ALM pernah menolak pemberian handphone Black Berry (BB) dari AKM. Padahal, untuk ukuran ALM, telepon pintar itu bukan barang mewah dan mahal. Wartawan saat itu saja sudah banyak yang punya. “Tapi dia pernah menolaknya,” kata AKM.

Baca juga : Match Fixing, Sudah Jadi Kanker

ALM masih nyaman memakai HP jadul merk Nokia. AKM mengaku geli melihat sikap kaku temannya itu. Padahal, niat memberiya tulus. Pake duit pribadi lagi, dan sampai perlu menunjukkan kwitansi pembelian dari toko HP langganannya. Apalagi mereka sudah kenal sejak sama-sama menjadi aktivis. ALM adalah mantan dari PII(Pelajar Islam Indonesia) dan AKL mantan aktivis HMI(Himpunan Mahasiswa Islam). “Gue bilang masa lu nggak percaya,” kata AKL.

Dengan jurus itu luluh juga hati ALM. Dia mau menerima pemberian AKL. Di luar dugaan, beberapa hari kemudian, ALM membalas memberi hadiah. “Pas gue buka. Isinya Al Quran. Subhanalloh,” ungkapnya takjub.

Baca juga : Sampah dan Doa

Cerita lainnya, saat anggota DPR melakukan kunjungan kerja ke daerah. Setelah seharian mengikuti serangkaian kegiatan, sebagian besar anggota DPR bersenang-senang melepas penatnya. ALM malah memilih tidur di hotel di malam hari. Bahkan, saat pulang uang transport yang diberikan Pemda kepada anggota DPR melakukan kunker itu ditolaknya.

Sial, belakangan AKL harus berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi gara-gara terbukti kasus suap dan kini mendekam di lembaga pemasyarakatan Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat.

Baca juga : Bonus Piknik Akhir Tahun

Kawan saya yang lain, URA dari partai yang pernah dua kali berkuasa di negeri ini menyebut orang-orang seperti ALM dalam golongan sajadah. Mereka dinilai masih taat agama, dan antikorupsi. Begitulah kira-kira. Sedangkan golongan lainnya dia menyebutnya ‘haram jadah’. Isinya para politisi culas, koruptif, dan bermasalah. “Di partai itu lengkap. Dari sajadah sampai yang haram jadah semua ada di sini,” seloroh legislator dari pulau Sulawesi ini.

Dalam benak, saya bertanya. Bagaimana cara pimpinan parpol itu mengawasi sepak terjak anak buahnya yang latar belakangnya beragam begitu? Tapi, ah itu urusan mereka. Saya hanya berharap pada Pemilihan Legislatif 2019 akan muncul politisi seperti ALM lainnya untuk menjaga moral dan marwah lembaga wakil rakyat itu nantinya. Semoga. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.