Dark/Light Mode

Sampah dan Doa

Selasa, 18 Desember 2018 06:47 WIB
Ngopi - Sampah dan Doa
Catatan :
ADITYA NUGROHO

RM.id  Rakyat Merdeka - “Kebersihan Sebagian Daripada Iman, Ya Allah Matikan Rezeki Orang Yang Buang Sampah Di Sini.” Begitu tulisan spanduk yang ada di pinggir jalan Golf, Cibinong. Ukurannya besar. 2 x 5 meter. Warnanya kuning dan merah. Sangat mencolok mata yang lewat.

Spanduk-spanduk sejenis dalam beberapa bulan terakhir marak bermunculan. Posisinya ada di tempat-tempat yang selama ini jadi tujuan pembuangan sampah liar. Tujuan cuma satu. Membuat orang takut buang sampah sembarangan.

Saat ini sampah menjadi masalah di Cibinong. Beberapa orang masih suka buang sampah sembarangan. Yang bikin kesal lagi, mereka buangnya di mana saja. Bukan hanya di tanah kosong, tapi juga di jalan umum, jembatan, saluran air, dan rumah orang lain. Biasanya mereka buang sampahnya tengah malam dan subuh.

Baca juga : Ramalan Serem

Kelakuan mereka ini bikin gemes dan kesal. Saya sempat bertanya-tanya dalam hati, apakah mereka tidak punya otak? dampak buang sampah sembarang ke saluran air kan bisa bikin banjir. Ini ujung-ujungnya bikin orang lain susah.

Sebenarnya, selama ini setiap Rukun Warga (RW) di Cibinong sudah memiliki tukang sampah sendiri. Setiap bulan warga hanya diminta urunan Rp 25 ribu- Rp 30 ribu. Tarif yang cukup murah kan?.

Sebelum ramai pemasangan spanduk-spanduk tersebut, warga sudah menakut-nakuti pembuang sampah sembarang ini dengan CCTV dan ancaman denda. Pernah ada yang tertangkap tangan dan didenda Rp 1 juta. Tapi, sayang para pembuang sampah sembarangan ini tak takut dan kapok.

Baca juga : Bonus Piknik Akhir Tahun

Besoknya, serangan sampah sudah banyak lagi. Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cibinong, Kecamatan Cibinong menjadi yang paling banyak menghasilkan sampah di Kabupaten Bogor. etiap harinya, sedikitnya 200 ton sampah dihasilkan dari wilayah Ini. Pemda menyiapkan 60 truk yang disiapkan.

Lalu apakah dengan pemasangan spanduk doa azab itu berhasil? Jawabannya untuk jangka pendek iya. Setelah dipasang spanduk-spanduk ancaman doa azab sepertinya membuat mereka berpikir untuk tidak membuang sampah sembarangan lagi.

Ini terbukti tempat-tempat yang selama ini jadi tempat pembuangan sampah liar sudah bersih dan bebas dari sampah. Jadi mereka lebih takut diancam sama doa azab daripada CCTV dan denda.

Baca juga : Batu Akik, Riwayatmu Kini

Untuk mengatasi masalah sampah ini, saya jadi teringat dengan tempat pengelolaan dan daur ulang sampah botol plastik binaan Aqua di Serpong, Tangerang, yang saya kunjungi dua pekan lalu. Posisinya dekat tempat pembuangan sampah akhir warga.

Keberadaan tempat daur ulang plastik ini sangat menguntungkan. Selain bisa menyelesaikan masalah sampah, juga bisa meningkatkan ekonomi warga sekitar. Karena sampah botol plastik yang dikumpulkan warga dihargai Rp 5000 per kilogram (kg). Selain itu, pekerjanya juga berasal dari warga sekitar.

Sampah-sampah botol plastik yang dikumpulkan warga kemudian disortir dan dimasukan ke mesin pencacah agar menjadi bijih plastik. Nah, bijih plastik ini dikirim ke pabrik di Purwakarta untuk dijadikan botol, ember, dan lainnya. Saya pun berkhayal punya satu tempat daur ulang sampah. Selain membantu mengatasi masalah sampah, juga bisa meningkatkan ekonomi warga.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.