Dark/Light Mode

Berebut Pemilih Galau

Sabtu, 15 Desember 2018 06:08 WIB
Ngopi - Berebut Pemilih Galau
Catatan :
SARIF HIDAYAT

RM.id  Rakyat Merdeka - Lembaga survei bilang elektoral pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) cenderung stagnan. Benar nggak begitu? Hawa di Jakarta terasanya sih begitu. Imbas pilkada 2017. Emosional pemilih ternyata belum sembuh. Potret itu terlihat nyata Pada beberapa kegiatan pertemuan calon anggota legislatif (caleg) dari partai yang pada pilkada mendukung pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat, dengan warga di Penggilingan Cakung, Jakarta Timur, belum lama ini. Beberapa warga kerap mempertanyakan sikap partai asal caleg pada pilkada DKI.

Saya tidak heran-heran amat dengan pertanyaan itu. Karena, daerah itu memang basis pemilih Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Nah, pertanyaan berikutnya, bagaimana sikap mereka terhadap pilpres, saya korek-korek keterangan beberapa warga, mereka mengaku lebih cenderung tetap berada di barisan yang memenangkan Anies- Sandiaga, memilih pasangan capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo dan Sandiaga Uno.

Hawa serupa juga amat terasa pada kelompok pemilih pendukung pasangan Ahok-Djarot. Mereka cenderung memilih pasangan nomor urut 01,Jokowi-Maruf Amin. Beberapa relawan-relawan Ahok-Djarot yang saya kenal, sudah dengan bulat bertransformasi menjadi relawan pasangan 01. Strategi pasangan 01 ingin memperluas pangsa pasar dari tengah ke kanan, dan pasangan urut 02 Prabowo-Sandiaga Uno dari kanan ke tengah, ternyata belum banyak menggoyahkan keyakinan pemilih.

Baca juga : Masih Bingung Pilih Siapa

Tantangan untuk petahana tentu agak lebih berat. Karena waktu Pilkada lalu, perolehan suara Anies-Sandiaga cukup signifikan mengungguli Ahok-Djarot. Apakah preferensi pemilih bisa berubah? Ngutip pernyataan banyak elite: ya tidak ada yang tidak mungkin dalam politik. Apalagi, kampanye pilpres baru dua bulan. Masih ada waktu sekitar empat bulan lagi. Ibarat pertandingan sepak bola, babak pertama saja belum selesai. Waktunya masih panjang sekali. Untuk merebut simpatik warga ibukota, timses pasangan capres 01 terus bergerak lincah.

Bahkan, menusuk basis suara lawan. Pada awal bulan lalu, lewat momentum pembagian sertipikat tanah, Presien Jokowi turun langsung meluruskan isu miring yang menuduhkan dirinya kader Partai Komunis Indonesia (PKI). Entah kebetulan atau nggak, lokasinya di kawasan Cakung juga lho.

Relawan Jokowi juga nggak diam. Misalnya, saya intip, Garda Nasional Untuk Rakyat (GNR), diam-diam rajin turun ke bawah pasarkan pasangan 01. Timses pasangan 02 juga tidak mau kalah. Misalnya Agus Harimurti Yudhoyono, salah satu peserta pada pilkada DKI lalu, mulai rajin terjun ke sudut ibukota. Apakah usaha-usaha timses pasangan capres dan cawapres itu berhasil? Basis suara mana yang akan galau dan akhirnya merubah pilihan? Ya, kita tunggu sajalah hasilnya pada 17 April 2019.

Baca juga : Berebut Pasar

Bahkan, salah satu dari anak muda itu, sepertinya malah bertanya, kampanyenya mulai kapan sih. Langsung dijawab temannya, “Kayaknya deket-deket Pemilu nanti.” Ini artinya informasi atau jadwal kegiatan sosialisasi mengenai Pilpres dan Pileg pun belum sampai ke telinga atau gadget mereka. Jadi wajar juga kalau mereka sekarang ini masih bingung mau memilih siapa.

Dari omongan anak-anak muda itu, dapat disimpulkan pula, bahwa harapan utama mereka adalah terbukanya lapangan kerja yang sesuai untuk kaum milenial terdidik. Keinginan mereka pragmatis, yaitu lapangan kerja. Mereka ingin, selesai kuliah, langsung dapat kerja.

Dari kenyataan seperti ini, siapa yang mampu menciptakan lapangan kerja baru, tentu akan dipilih kaum milenial. Jadi berlomba-lombalah menawarkan ide atau gagasan yang bila diterapkan, bisa mewujudkan ratusan ribu atau bahkan jutaan lapangan kerja baru dalam waktu yang relatif singkat.

Baca juga : Partisipasi Pemilih Milenial Terancam Terjun Bebas

Isu remeh temeh, saling hujat atau caci maki antar kandidat sama sekali tak menarik minat anak-anak muda. Soal-soal seperti itu, tak akan didengar kaum milenial, apalagi dibahas jadi tema diskusi. Mereka nggak nyambung dengan model kampanye ecek-ecek seperti itu.

Pilpres dan Pileg yang dilangsungkan serentak April 2019 memang merupakan sesuatu yang baru bagi negeri ini. Oleh karena itu, wajar kalau masih banyak yang bingung menghadapi model
Pemilu seperti ini.

Di tengah kebingungan banyak orang menghadapi Pilpres dan Pileg serentak, justru para kandidat mestinya menawarkan tema-tema kampanye konkret yang bisa menarik hati rakyat yang saat ini haus akan harapan untuk bisa hidup lebih baik, lebih tenang dan lebih sejahtera. Salah satu harapan itu bisa dipenuhi lewat tersedianya lapangan kerja dalam jumlah besar, hususnya untuk kaum milenial.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.