Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

`Maaf Saya Positif`

Minggu, 8 November 2020 07:14 WIB
Ngopi - `Maaf Saya Positif`
Catatan :
Redaktur

RM.id  Rakyat Merdeka - Belum lama ini tetangga orang tua saya ada yang meninggal. Alamat duka tidak begitu jauh dari rumah orang tua. Jadi budaya di kompleks itu setiap kali ada yang meninggal tetangga pasti berkumpul. Tetangga berdatangan untuk bertakziah, memasang tenda, bendera kuning dan lainnya. Biasalah budaya umum di perumahan sederhana pasti saling bantu membantu. 

Meninggalnya bukan karena Covid-19 tapi dalam kondisi dimana area RW sudah ditetapkan sebagai zona merah. Para warga yang takziah sudah sadar diri untuk mengikuti protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah. Sedikit pelanggaran seperti tidak menjaga jarak sesekali masih suka dilakukan. 

Ada hal menarik di sini. Salah satu tetangga, sebut saja Godzila (52), seorang pria yang sudah dinyatakan positif Covid-19 tapi tanpa gejala. Godzila melakukan isolasi mandiri di kediamannya. Lokasi tempat duka hanya beda sekitar dua rumah dari kediaman Godzila. 

Baca juga : Hobi Baru Saat Pandemi

Mengetahui tetangganya meninggal Godzila memutuskan untuk keluar rumah ikut berkumpul. “Permisi Pak, maaf Pak jangan dekat-dekat saya masih positif,” ucapnya sembari berjalan santuy terdengar sedikit bergumam karena masker yang dipakainya tebal. 

Dia melangkah zigzag membelah kerumunan lalu duduk di barisan kursi kosong. Godzila berusaha menjauh dari kerumunan tapi tetap ikut ngobrol dengan berjaga jarak. Dalam hati ingin menegur untuk tidak keluar rumah dan memberi nasihat tapi saya pikir lagi seperti tidak sopan. Saya percaya dia pasti paham buktinya menjaga jarak. 

Tidak ada warga yang melarang bisa jadi mereka enggan menyuruh Godzila masuk ke rumah, karena merasa seperti saya yaitu ‘tidak enak’. Apalagi umur saya beda puluhan tahun dengan Godzila. Tepat memang anjuran pemerintah untuk mengisolasi warga yang positif di rumah sakit atau area terpusat. 

Baca juga : Nyobain Body Warm

Jika isolasi mandiri, siapa yang bisa menjamin penderita bisa terus di dalam rumah. Padahal, jika di dalam rumah, warga satu RT siap membantu penuhi kebutuhannya asalkan ada komunikasi. Masih banyak kasus Covid-19 yang ada di lingkungan RW ini. Tetangga RT sebelah juga sudah ada yang positif. Hampir sekeluarga. 

Mereka juga isolasi mandiri. Dua minggu berlalu sang kepala keluarga merasa sudah sembuh dia berjalan keluar rumah, ke warung, serta bercengkrama dengan tetangga lainnya. Sudah ada tetangga yang menasehati untuk di rumah saja, tapi sosok kepala keluarga ini keras kepala. 

Petugas keamanan di perumahan nampak mau melarang juga seperti merasa segan. Saya pribadi berpendapat kehidupan kita memang sudah berdampingan dengan Covid-19. Meski demikian, bukan berarti berdamai dengan Covid-19. Kita tetap melawan dengan mengikuti protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah dalam menjalankan aktivitas di luar rumah.

Baca juga : Bayar Utang

Fajar El Pradianto, Wartawan Rakyat Merdeka

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.