Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Lansia Depresi Akibat Pandemi

Kamis, 26 November 2020 10:01 WIB
Ngopi - Lansia Depresi Akibat Pandemi
Catatan :
Redaktur

RM.id  Rakyat Merdeka - Hingga kini, kapan berakhirnya pandemi Covid-19, belum ketahuan. Publik paling banter baru diberi janji soal vaksin. Tapi, kapan “game changer” itu mulai diberikan oleh otoritas, belum ada yang tahu.

Seiring dengan berlarutnya pandemi Covid-19, para lansia pun mulai dilanda stres. Setidaknya hal itu saya ketahui dari beberapa kali perjumpaan dengan para lansia, khususnya yang berumur 60 tahun ke atas, di perkotaan.

Para lansia ini rata-rata stres karena tidak bisa beraktivitas seperti biasanya. Mulai dari arisan atau sekadar berkunjung ke tempat anak untuk melihat cucu.

Baca juga : Belajar Mengurangi Sampah Makanan

Tanda paling kentara bahwa para lansia itu merasa tertekan adalah emosinya yang sering meledak-ledak terhadap sesuatu yang sepele. “Lah saya nggak bisa ke mana-mana. Mau keluar, dilarang anak. Di rumah aktivitas itu-itu mulu. Gimana nggak stres,” ujar Kong Ni’in, salah satu lansia di tempat tinggal saya, di Depok.

Anak Kong Ni’in, Aziz, bercerita kepada saya, bahwa semenjak pandemi, ayahnya memang jarang beraktivitas di luar rumah. Sebab, para lansia disebut pemerintah rentan tertular Covid-19.

Kong Ni’in baru satu lansia dari sejumlah lansia yang saya temui dan mengaku jadi jengkel karena pandemi. Merasa tertarik atas hal ini, saya mencoba mem-browsing di Google. Hasilnya: Survei Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) di April-Agustus mendapati, dari 4.010 responden, sebanyak 62,3 persen di antaranya mengalami depresi akibat adanya pandemi Covid-19. Sementara, sebanyak 64 persen responden merasa cemas.

Baca juga : Lebih Pilih KTP DKI

Mengerikannya. Dari 62,3 persen responden yang depresi, 44 persen di antaranya punya pemikiran bahwa lebih baik bunuh diri atau melukai diri dengan cara apa pun. Tidak sampai di situ, saya rasakan di lapangan ternyata benar. Sebab, survei PDSKJI menyebut masalah psikologis terbanyak salah satunya dialami orang di rentang umur di atas 60 tahun.

Mengetahui data ini, saya berpikir bahwa masalah stres atau depresi karena Covid-19 harus dapat perhatian dari pemerintah. Apalagi vaksin Covid- 19 hingga saat ini belum masuk pada tahap produksi massal.

Belum lagi pada Desember 2020 akan ada Pilkada serentak di 270 daerah. Pasalnya, tekanan psikologis pemilih tentu akan lebih berat mengingat mereka harus datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS).

Baca juga : Motor Bebek Anti Maling

Saya berpendapat, mungkin pemerintah perlu menyediakan semacam call center bebas pulsa untuk orang yang depresi akibat pandemi yang berkepanjangan. Tujuannya jelas, agar tingkat kedepresian orang-orang tidak menjurus ke tindakan-tindakan berbahaya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.