Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Meriang Atau Kena Covid-19

Selasa, 29 Desember 2020 06:02 WIB
Ngopi - Meriang Atau Kena Covid-19
Catatan :
Redaktur

RM.id  Rakyat Merdeka - Meski sudah sembilan bulan berlalu, wabah Covid-19 ini masih bikin deg-degan sampai sekarang. Tujuh bulan pertama, lingkungan tempat tinggal saya, di Cipinang Muara, Jakarta, warganya masih patuh. Tidak ada kasus temuan warga kena virus asal Wuhan, China itu.

Tapi, dua bulan terakhir, mulai dari rukun tetangga (RT) sebelah, satu per satu ada warga yang terinfeksi. Grup WhatsApp RT selalu update info soal data atau siapa dan rumah mana yang terkena Covid-19. Tujuannya bukan untuk mengucilkan, tapi, agar warga lain tetap waspada dan patuh protokol kesehatan (Prokes).

Kekhawatiran makin menjadi ketika tetangga samping rumah, tiba-tiba suaminya demam tinggi. Istrinya, panggil saja, Mbak De, was-was. Dia langsung mengisolasi suaminya di kamar. Dia lalu menghubungi petugas Satgas Covid-19 yang ada di kelurahan.

Baca juga : Kejar Narsum Antara Jakarta Dan Karawang

Untuk memastikan positif Covid-19 atau tidak, Mbak De menyuruh suaminya rapid test. Hasilnya harus menunggu tiga hari.

Kasihan Mbak De jika hasil rapid test suaminya positif. Anaknya ada empat, semuanya masih Sekolah Dasar (SD). Belum lagi, ada orang tua yang juga tinggal bareng. Khawatir, sekeluarga harus rapid test.

Ketakutan makin menjadi-jadi ketika ada ambulans parkir di depan gang. Warga memang penasaran, tapi tidak berani bertanya kenapa ada ambulans di sana. Ternyata, esok harinya warga baru ribut di grup WhatsApp setelah tahu jika ambulans yang kemarin membawa jenazah pasien Covid-19.

Baca juga : Cerita Tentang Kepergian Boba

“Kok, dari RT tidak ada info, kalau ambulans kemarin, membawa jenazah penderita Covid buat dikuburkan di sini. Dekat pemukiman warga lagi,” cecar seorang warga.

Pak RT hanya bilang, “Semua tidak ada yang tahu. RW pun tidak tahu. Karena yang dimakamkan, bukan warga sini, hanya punya tanah kosong, di dekat sini,” ujar Pak RT.

Dipikir-pikir memang aneh, kok rumah sakit mengijinkan ambulans membawa jenazah untuk dimakamkan bukan di pemakaman khusus Covid- 19. Waktu dimakamkan, juga mendekati saat maghrib. Terkesan, sembunyi-sembunyi.

Baca juga : Gagal Terus Ternak Cupang

Semoga di tempat tinggal saya tidak ada yang kena Covid-19.  [Irma Yulia/Wartawan Rakyat Merdeka]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.