Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Cerita Tentang Kepergian Boba

Minggu, 27 Desember 2020 06:04 WIB
Ngopi - Cerita Tentang Kepergian Boba
Catatan :
Redaktur

RM.id  Rakyat Merdeka - Dua minggu lalu kucing saya yang namanya Isabella melahirkan. Dia melahirkan dua anak. Karena saya nggak tahu jenis kelaminnya apa, jadi saya kasih nama mereka Boba dan satu lagi Bubble.

Cerita sedih mengiringi proses kelahiran anak-anak Isabella. Saya memang baru-baru ini memelihara kucing, jadi belum paham bagaimana menangani kucing melahirkan. Kalau baca teorinya di Google sih sepertinya mudah, tapi pas praktiknya agak bingung.

Lanjut cerita, anak Isabella yang namanya Boba cuma bisa bertahan hidup tiga hari. Dari awal dia lahir, memang kelihatan lebih lemah dibanding saudaranya. Awal-awal saya berpikir, mungkin karena masih bayi jadi agak lemas. Sampai berhari-hari saya lihat kok si Boba makin terlihat luyu dan lesu, beda sama si Bubble yang gesit nyusu sama Isabella.

Baca juga : Gagal Terus Ternak Cupang

Pas malam Kamis, saat Isabella keluar sebentar dan sedang tak mengawasi anak-anaknya saya beranikan diri pegang si Boba dengan memakai sarung tangan. Saat itu detak jantungnya masih terasa, namung lemah.

Saya coba elus-elus kepala dan badannya, masih hangat. Dalam hati sudah mulai bingung, ini gimana? Akhirnya saya inisiatif ambil kain untuk menghangatkan tubuhnya, karena kebetulan malam itu juga hujan lebat.

Besok paginya saya coba cek keadaan mereka. Saya lihat kok si Boba makin jauh posisinya sama di Bubble yang asyik menyusu ke Isabella. Saya cek lagi, coba pegang tubuh kecil si Boba, tapi kali ini nggak ada pergerakan apa-apa.

Baca juga : Kisah Pasien Positif Covid Saat Diisolasi

Saya lihat raut wajah Isabella seolah memberi tahu saya, kalau si Boba memang sedang tidak baik. Tapi pas Boba mau saya angkat, sontak Isabella seperti meraung dan isyarat tak membolehkan. Dari pada nanti dia ngamuk, akhirnya saya nggak jadi ambil Boba, tapi sepertinya feeling saya benar kalau Boba sudah tidak bernyawa lagi.

Saat Isabella keluar lagi dari tempatnya, akhirnya saya ambil Boba dan langsung mengecek keadaannya, mencoba mendengarkan detak jantungnya. Innalilahi, memang sudah tak terasa lagi detak jantung. Plasenta alias tali pusar Boba pun masih ada, belum sempat dimakan induknya.

Saya dan adik memutuskan untuk menguburkannya di samping rumah tetangga saya, yang kebetulan masih ada tanah kosong. Nggak tahu kenapa di saat itu saya merasa ada ikatan dan terasa sedih sekali, berduka ikut kehilangan anak Isabella yang baru lahir.

Baca juga : Aturan Dadakan Bikin Deg-degan

Asal tahu saja, sebenarnya umur Isabella pun masih kecil sekitar 6-7 bulan saat dia mengandung. Di mana saat umur segitu kandungan janin kucing belum matang seperti umur 1,5 tahun. Ibaratnya, umur Isabella belum layak jadi ibu.

Yang bikin tambah miris dan sedih, saya lihat Isabella berdiri di hadapan Bubble celingak celinguk mencari di mana keberadaan si kecil Boba. Isabella pun mengeong ke arah saya. Namun kali ini suara mengeongnya terdengar lirih seolah menanyakan di mana anaknya? Saya elus-elus kepala Isabella.

Kasihan Isabella, umur masih kecil sudah mengandung, melahirkan dan harus kehilangan salah satu anaknya. Padahal corak bulu Boba itu bagus sekali, jadi sayang banget kalau dia mesti pergi duluan. [Dwi Ilhami/Wartawan Rakyat Merdeka]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :