Dark/Light Mode
- Muhammadiyah Idul Fitri 31 Maret 2025, Tahun Depan Beralih Dari Hisab Ke KHGT
- Kemenag Resmikan Program Beasiswa Zakat, Dorong Mustahik Lebih Berdaya
- Penerbangan Di Bandara Heathrow Inggris Sudah Mulai Pulih
- Legenda Tinju Dunia Big George Meninggal Dalam Usia 76 Tahun
- Siapkan 30 Ribu Rumah Nakes, Menteri PKP Rajin Tebar Rumah Subsidi

Redaktur
RM.id Rakyat Merdeka - Kalau diperhatikan, belakangan banyak orang baik yang tengah digandrungi wong cilik dipanggil Tuhan. Contohnya, Mbah Surip, Didi Kempot, dan Ki Seno Nugroho.
Mbah Surip meninggal dunia saat tengah berada di puncak kariernya. Didi Kempot meninggal saat lagi ngehits-ngehits-nya. Demikian juga dalang milenial Ki Seno Nugroho, meninggal pas sedang kondang-kondangnya.
Kepergian mereka menyisakan kesedihan di hati wong cilik. Sebab, ketiganya merupakan penyambung suara rintihan hati orang-orang kecil, yang kalah telak secara struktural dalam berbagai bidang dan strata kehidupan.
Mbah Surip, dengan lagunya yang jenaka, mengajak orang-orang kere untuk sementara lepas dari beban lewat lagu “Tak Gendong Kemana-Mana”. Tak heran, pemakamannya ramai. Presiden pun mengucapkan bela sungkawa. Di saat yang sama, penyair super top, WS Rendra, sakit hingga menghembuskan napas terakhir, sepi sunyi tanpa riuh rendah ucapan duka. Jangan sakit hati. Itulah Indonesia.
Didi Kempot, ia mewakili para sobat ambyar yang hatinya remuk redam berulang-kali kalah dalam berbagai persaingan merengkuh cinta, cita-cita dan impian, atau lainnya. Lagu-lagunya mencabik para sobat yang patah hati, menelusup ke kontrakan-kontrakan orang kere yang lagi sengsara di perantauan. Ataupun membawa terbang mereka yang sekadar kangen kampung halaman.
Ki Seno, lewat Bagongan-nya, amat mewakili wong cilik yang ingin melepas rantai belenggu ketertindasan, melawan berbagai kezaliman. Atau sekadar menemani sobat ngebyar dan membawa mereka kepada kedamaian ataupun masa silam kejayaan para leluhur Nusantara.
Baca juga : ONO Panggil Saya Tulang
Bagi saya, selain tiga sosok tadi, ada seorang lagi yang dipanggil Tuhan saat sedang dibutuhkan kami di Kantor Rakyat Merdeka. Dia adalah Mas Sugihono (Ono). Redaktur Eksekutif, Rakyat Merdeka, yang meninggal pada Minggu (3/1).
Bagi saya, dia manusia lengkap. Ya Mbah Surip, ya Om Didi, ya Ki Seno. Senior, saudara, sahabat, juga ponokawan bagi rekan-rekannya.
Tulisan ini, hingga sebelum dua paragraf terakhir, disusun pagi hari tepat sebelum Mas Ono wafat. Saya kehabisan kata-kata untuk menggambarkan Mas Ono. Al-Fatihah... [Faqih Mubarok/Wartawan Rakyat Merdeka]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.