Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

HNW Cerita Sejarah Relasi Agama Dan Negara

Minggu, 21 November 2021 09:07 WIB
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid saat Sosialisasi Empat Pilar MPR dengan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (20/11). (Foto: Ist)
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid saat Sosialisasi Empat Pilar MPR dengan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (20/11). (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mensinyalir, ada agenda terselubung dibalik tuntutan pembubaran Majelis Ulama Indonesia (MUI), usai ditangkapnya Anggota Komisi Fatwa MUI, karena dugaan terorisme.

Buktinya, mereka yang menuntut pembubaran MUI, menganggap dugaan terorisme yang menyeret anggota MUI adalah efek dari relasi kehidupan beragama dan bernegara. Karena itu, relasi antara beragama dan bernegara harus dipisahkan.

"Tuntutan pembubaran MUI serta pemisahan relasi beragama dan bernegara, adalah nyinyiran yang tidak bertanggung jawab dan ahistorik. Mereka tidak pernah membaca sejarah nasional, atau terlalu dangkal pelajaran sejarah nasional yang mereka kuasai," kata Hidayat Nur Wahid.

Baca juga : Diminta Jaga Integritas, Segini Bayaran Wasit Liga 1 Sekali Pertandingan

Pernyataan itu disampaikan HNW sapaan Hidayat Nur Wahid secara daring saat saat Sosialisasi Empat Pilar MPR dengan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (20/11).

Ikut hadir pada acara tersebut, Anggota FPKS MPR Ahmad Syaikhu dan H. Suryadi Jaya Purnama, Ketua DSW PKS NTB TGH. Patompo Adnan, Ketua MPW PKS NTB Abdul Hadi  Ketua DPW PKS NTB Yek Agil Al Haddar, serta pengurus DPD, DPC, DPra PKS se-NTB.

Relasi beragama dan bernegara, menurut HNW, berkontribusi besar dalam berdirinya NKRI. Bahkan keberagaman dalam beragama, tidak menghalangi para Bapak Bangsa untuk terus menyiapkan kemerdekaan NKRI. Mulai dari BPUPK, Panitia Sembilan dan PPKI, semua berisi tokoh tokoh dari beragam agama dan aliran politik.

Baca juga : Tapera Syariah Siap Kelola Dana Dan Layanan Syariah

"Panitia Sembilan tidak hanya terdiri dari tokoh perwakilan agama Islam, tetapi mereka bisa menyepakati Pembukaan UUD NRI Tahun 1945. Padahal di dalamnya terdapat dasar dan ideologi negara. Bahkan pada alinea tiga pembukaan, jelas tertulis atas Berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa. Semua itu menunjukkan kuatnya relasi antara kehidupan beragama dan bernegara," kata Hidayat lagi.

Kalau sekarang muncul tuntutan pembubaran MUI dan melepaskan hubungan beragama dan bernegara, kata HNW, ide tersebut merupakan bukti kemunduran dan hendak memecah belah rakyat.

Apalagi di dalam MUI bergabung tokoh-tokoh agama Islam dari berbagai perwakilan organisasi Islam. Termasuk Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah dan organisasi masyarakat Islam lainnya.

Baca juga : Kemenperin Nggak Sreg Rencana Labelisasi BPA Kemasan Pangan

"Perwakilan ormas-ormas Islam, itu sangat jelas kontribusinya bagi NKRI. Mereka bisa menjalankan perannya secara bersamaan, sebagai umat dan tokoh beragama serta warga negara. Jadi tidak ada alasan untuk memisahkan kehidupan beragama dan bernegara, maupun membubarkan MUI. Apalagi Wakil Presiden KH. Ma'ruf Amin masih menjadi bagian dari MUI," kata Hidayat lagi.

HNW sependapat, jika kasus dugaan terorisme diperiksa dan dituntaskan. Tetapi, bukan berarti seluruh anggota MUI terlibat terorisme, sehingga MUI patut dibubarkan. [TIF]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.