Dark/Light Mode

Syarief Desak Penghapusan Premium Dan Pertalite Dikaji Ulang

Jumat, 31 Desember 2021 20:55 WIB
Wakil Ketua MPR Fraksi Demokrat Syarief Hasan. (Foto: Ist)
Wakil Ketua MPR Fraksi Demokrat Syarief Hasan. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua MPR Fraksi Demokrat Syarief Hasan mempertanyakan rencana penghapusan BBM jenis premium pada tahun 2022 mendatang. Pasalnya, penghapusan secara terburu-buru BBM jenis premium ini berpotensi menambah beban ekonomi masyarakat kecil yang terdampak oleh Pandemi Covid-19.

Syarief menilai, rencana penghapusan BBM jenis premium tersebut kurang tepat dilakukan secara terburu-buru.

"Saat ini, daya beli masyarakat masih lemah akibat dampak dari Pandemi Covid-19. Penghapusan BBM jenis premium secara terburu-buru dapat semakin mempersulit masyarakat kecil yang selama ini banyak menggunakan BBM jenis premium," kata Syarief dalam keterangannya, Jumat (31/12).

Baca juga : Pembiayaan Swasta Sulit Diwujudkan

Syarief menjelaskan, dirinya juga mendukung BBM yang ramah lingkungan namun tidak seharusnya memberatkan masyarakat.

"Saya juga setuju bahwa kita perlu beralih dari BBM dengan oktan rendah ke oktan yang lebih tinggi. Namun, hal lain yang harus dipikirkan adalah solusi alternatif bagi masyarakat sebagai pengganti premium," tutur Syarief.

Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat ini juga menurutkan, Pemerintah harus memiliki solusi sebelum menghapuskan BBM jenis premium. Pemerintah harus memiliki solusi terlebih dahulu terkait BBM ataupun energi alternatif yang bisa menggantikan premium dengan harga yang murah dan dapat diakses oleh masyarakat kecil sebelum menghapuskan BBM jenis premium.

Baca juga : Gaet Prodia, Generali Persingkat Pengajuan Polis Lewat Inovasi Digital Medical Check Up

Ia juga menegaskan, BBM jenis pertalite agar tidak dihapuskan dalam jangka waktu yang dekat.

"Meskipun kita direkomendasikan menggunakan BBM dengan minimal Oktan 91, namun Pertalite dengan Oktan 90 tidak seharusnya dihapuskan dalam jangka waktu yang dekat. Harus ada pertimbangan yang matang terkait dengan daya beli dan akses sehingga tidak menyulitkan masyarakat. Karena daya beli semakin rendah dan akan meningkatkan kemiskinan," ungkap Syarief.

Syarief mendorong, Pemerintah harus meninjau kembali wacana penghapusan BBM tersebut. Politisi senior Partai Demokrat ini juga meminta, Pemerintah harus melakukan sosialisasi sebelum melakukan penghapusan.

Baca juga : BRI Ramal Penyaluran Kredit Tahun Depan Tembus 8-10 Persen

"Pemerintah harus memperbaiki komunikasi dengan masyarakat sebelum mengambil kebijakan lewat sosialisasi-sosialisasi. Pemerintah juga harus mendengarkan harapan-harapan masyarakat kecil dan menjaga agar daya beli mereka tidak semakin tertekan atau rendah," tutup Syarief. [TIF]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.