Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Bamsoet Sosialisasi Empat Pilar Ke Siswa Ponpes Modern Dea Malela Sumbawa

Selasa, 25 Januari 2022 14:54 WIB
Para siswa kelas XII SMA Dea Malela, Pondok Pesantren Modern Dea Malela Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) berfoto bersama dengan Ketua MPR Bambang Soesatyo usai mengikuti Sosialisasi Empat Pilar MPR, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (25/1).
Para siswa kelas XII SMA Dea Malela, Pondok Pesantren Modern Dea Malela Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) berfoto bersama dengan Ketua MPR Bambang Soesatyo usai mengikuti Sosialisasi Empat Pilar MPR, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (25/1).

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR Bambang Soesatyo melakukan Sosialisasi Empat Pilar MPR ke siswa kelas XII SMA Dea Malela, Pondok Pesantren Modern Dea Malela Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (25/1). Dalam sosilisasi ini, politisi yang akrab disapa Bamsoet ini menekankan, masa depan tidak hadir secara tiba-tiba. Masa depan dibentuk, dibangun, dan ditentukan dengan yang dilakukan saat ini. Dicapai melalui tahapan pembangunan, dengan melewati berbagai tantangan kebangsaan, dan berproses melalui dinamika zaman.

Karenanya, kata dia, MPR saat ini sedang menyelesaikan kajian Pokok-Pokok Haluan Negara (PPHN) sebagai bintang penunjuk arah pembangunan. PPHN ini untuk memastikan pembangunan dilanjutkan secara berkesinambungan dari satu periode pemerintahan ke periode penggantinya.

"PPHN akan menggambarkan seperti apa wajah Indonesia dalam 20 hingga 100 tahun ke depan. Sehingga kita bisa mewariskan Indonesia yang maju, adil, dan makmur untuk generasi bangsa selanjutnya," ujar Bamsoet.

Baca juga : Anggota MPR Kini Sosialisasi Empat Pilar 6 Kali Setahun

Ketua DPR ke-20 ini menjelaskan, MPR juga senantiasa menggencarkan vaksinasi ideologi menggunakan Sosialisasi Empat Pilar MPR untuk memperkuat imunitas bangsa agar memiliki kekebalan dalam menghalau nilai-nilai asing yang mengancam jati diri dan karakter keIndonesiaan. Mengingat,.hadirnya virus ideologi yang merongrong kehidupan generasi muda, tidak mudah didiagnosa secara kasat mata, namun dapat dirasakan dalam kehidupan keseharian.

Misalnya, kata Bamsoet, tidak sedikit generasi muda yang justru lebih hafal dan menghayati lagu-lagu K-Pop atau lagu-lagu pop Barat dibandingkan lagu-lagu nasional. Begitu pula dalam gaya hidup, cara berpakaian, bersikap dan bertingkah laku, ada kecenderungan menjadikan budaya asing sebagai kiblat.

"Kita memang tidak boleh anti terhadap budaya dan peradaban asing, tapi juga harus selektif memilih yang positif. Kita tidak ingin, generasi muda menjadi lost generation, generasi yang linglung, generasi yang tercerabut dari akar budayanya sendiri. Kita juga tidak ingin, kemajuan teknologi dan modernitas peradaban dicapai dengan mengorbankan nilai-nilai luhur, jati diri, dan budaya bangsa," jelas Bamsoet.

Baca juga : MPR Akan Sosialisasikan Empat Pilar Di Luar Negeri

Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini turut bangga terhadap konsep pendidikan Pondok Pesantren Modern Internasional Dea Malela dibawah asuhan Din Syamsuddin, yang diselenggarakan dengan mengedepankan tiga nilai keutamaan yang bertumpu pada pendidikan karakter dan wawasan kebangsaan. Yaitu, keunggulan komparatif (beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, berkepribadian luhur, dan religius), keunggulan kompetitif (berilmu, kritis, kreatif, inovatif, sehat, mandiri, dan percaya diri), dan keunggulan dinamik (toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab).

"Hal tersebut sejalan dengan amanat Pasal 31 Ayat (3) konstitusi yang menegaskan bahwa dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, sistem pendidikan nasional diselenggarakan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan, serta akhlak mulia. Tujuan penyelenggaraan pendidikan tidak hanya melahirkan sumberdaya manusia yang cerdas dan terampil. Tetapi juga berkarakter dan berwawasan kebangsaan. Melahirkan generasi yang berhati Indonesia, berjiwa Pancasila," jelas Bamsoet.

Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Keamanan dan Pertahanan Kadin Indonesia ini memaparkan, hasil Sensus Penduduk Tahun 2020 Badan Pusat Statistik (BPS) yang memperlihatkan jumlah penduduk Indonesia telah mencapai 270,2 juta jiwa. Sebagian besar penduduk berada pada kelompok usia pra-produktif dan produktif. Terdiri dari generasi Z yang saat ini berusia 9 hingga 24 tahun dengan komposisi sebesar 27,94 persen. Serta generasi milenial yang saat ini berusia 25 hingga 40 tahun dengan komposisi sebesar 25,87 persen.

Baca juga : MPR-MUI Teken MoU Sosialisasi Empat Pilar

Diperkirakan, dari sekitar 70,72 persen penduduk usia produktif, hampir 69 persen atau sekitar 131,6 juta jiwa adalah sumber daya manusia potensial yang berusia antara 15 hingga 44 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa saat ini Indonesia telah menapakkan kaki pada periode bonus demografi.

"Pada periode ini, generasi muda mempunyai peran penting baik sebagai agen perubahan, kontrol sosial, kekuatan moral, penjaga dan pelestari nilai kebangsaan, maupun generasi penerus bangsa yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan nasional. Singkatnya, generasi muda adalah faktor kunci yang akan menentukan seperti apa wajah Indonesia di masa depan," pungkas Bamsoet. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.