Dark/Light Mode

Catatan Bambang Soesatyo

Menuju Ramadan 2022 Dengan Harga Sembako Yang Terkendali

Jumat, 11 Maret 2022 09:40 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Foto: Dok. MPR)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Foto: Dok. MPR)

 Sebelumnya 
Indikasi penimbunan oleh para spekulan sudah terungkap. Pertama, Tim Satgas Pangan menemukan penimbunan 1,1 juta liter minyak goreng di Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Setelah itu, pada Jumat (4/3/), Polisi juga menemukan gudang penimbunan minyak goreng di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel). Total yang diamankan mencapai 31.320 liter minyak goreng dari berbagai merek.

Kalau penegak hukum mau agresif, penimbunan minyak goreng pun akan ditemukan di daerah lainnya. Sebab, ini bukanlah modus baru. Logikanya sederhana. Kalau kelangkaan  terjadi di tengah produksi dan pasokan berlimpah,  itu terjadi karena ulah para spekulan menimbun untuk mencari untung saat harga melonjak. Sebagai sebuah kecenderungan, ulah seperti ini pasti berulang, dan kini terjadi pada minyak goreng. 

Baca juga : Naik 401, Kematian Harian Kembali Cetak Angka Tertinggi Di Masa Omicron

Durasi kelangkaan minyak goreng terbilang cukup lama, karena mulai terjadi sejak Januari 2022. Selain faktor naiknya harga bahan baku, pemerintah sendiri menduga ada pihak yang coba mempermainkan harga. Kalau sudah sampai pada dugaan seperti itu, respons pemerintah seharusnya ekstra tegas karena masalahnya berkait langsung dengan kebutuhan harian setiap rumah tangga.

Pemerintah tidak boleh lemah di hadapan para spekulan. Dalam kasus kelangkaan minyak goreng, timbul kesan di sebagian masyarakart kalau Pemerintah lemah menghadapi ulah spekulan. Pemerintah berkali-kali mengklaim pasokan minyak goreng lebih dari cukup. Namun, klaim itu selalu dan terus menerus berhadapan dengan fakta tentang kelangkaan dan harga yang naik dengan skala tidak wajar.

Baca juga : Pohon Tumbang Timpa Mobil Di Pondok Rangon, Satu Orang Terluka

Tentu saja masyarakat berharap persoalan distribusi minyak goreng segera dituntaskan, agar para ibu rumah tangga tak perlu lagi harus antre. Karena itu, Pemerintah bersama aparat penegak hukum perlu segera memperkuat koordinasi untuk mengatasi masalah gangguan pada aspek distribusi. Pemerintah sebagai regulator harus kuat agar tidak mudah dipermainkan para spekulan. 

Jangan ragu untuk menerapkan pendekatan keamanan dan ketertiban umum, ketika persoalannya sudah melampaui batas toleransi. Antrean para ibu rumah tangga untuk membeli minyak goreng sudah berlangsung cukup lama. Ini terjadi akibat ulah para spekulan. Akan timbul kesan di masyarakat bahwa  pemerintah lemah karena tidak mampu menghentikan ulah spekulan. Jadi, mulailah untuk lebih agresif dalam menindak para spekulan minyak goreng.

Baca juga : Harga Sembako Bikin Kantong Rakyat Boncos

Ingat bahwa dalam beberapa pekan ke depan, masyarakat mulai menjalani ibadah puasa Ramadan. Semua komunitas pasti berharap tim ekonomi pemerintah mau bekerja lebih keras untuk mengendalikan ketersediaan dan harga kebutuhan pokok,  agar masyarakat nyaman menyongsong datangnya bulan suci Ramadan 2022.***

Penulis: Ketua MPR/Kandidat Doktor Ilmu Hukum UNPAD/Dosen Fakuktas Hukum, Ilmu Sosial & Ilmu Politik (FHISIP) Universitas Terbuka

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.