Dark/Light Mode

Catatan Bambang Soesatyo

Menuju Ramadan 2022 Dengan Harga Sembako Yang Terkendali

Jumat, 11 Maret 2022 09:40 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Foto: Dok. MPR)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Foto: Dok. MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Hingga pekan kedua Maret 2022, harga beberapa komoditas kebutuhan pokok belum memberi rasa nyaman bagi semua rumah tangga. Padahal, dalam tiga pekan ke depan, masyarakat akan memasuki dan melaksanakan ibadah bulan suci Ramadan. Para menteri ekonomi hendaknya mulai all out mengendalikan ketersediaan dan harga kebutuhan pokok, agar masyarakat dapat beribadah di bulan suci Ramadan dengan khusyuk.

Banyak komunitas mulai menatap dan bersiap menyongsong bulan suci Ramadan 2022. Bahkan, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sudah menetapkan 1 Ramadan 1443 Hijriah jatuh pada 2 April 2022. Sementara itu, komunitas lainnya masih menunggu penetapan awal Ramadan dari Nahdlatul Ulama (NU)  dan Pemerintah.

Baca juga : Naik 401, Kematian Harian Kembali Cetak Angka Tertinggi Di Masa Omicron

Di tengah antusiasme masyarakat menyongsong Ramadan 2022, beberapa komoditas kebutuhan pokok masih saja menjadi persoalan. Kasus kelangkaan minyak goreng belum terselesaikan. Sebagaimana dilaporkan sejumlah media dalam beberapa hari terakhir, antrean pembeli minyak goreng masih terjadi di sejumlah kota. Daerah lainnya pun masih berupaya mengatasi kelangkaan dan tingginya harga kedelai. Sementara itu, harga gula mulai merangkak naik.

Harga komoditas gula mulai merangkak naik sejak pekan kedua Februari 2022. Saat itu, masyarakat diimbau agar tidak perlu khawatir karena pasokan gula produksi dalam negeri masih mencukupi,  sementara Pemerintah pun telah membuka keran impor. Nyatanya, hingga pekan pertama Maret 2022, masyarakat masih mengeluhkan kenaikan harga gula pasir. Sebelumnya, harga gula pasir berkisar Rp 12.000-Rp 13.000 per kilogram. Kemudian harganya naik antara Rp 14.000-Rp 15.000 pada pekan kedua Maret tahun ini.

Baca juga : Pohon Tumbang Timpa Mobil Di Pondok Rangon, Satu Orang Terluka

Produsen tahu-tempe bersama konsumennya pun masih harus menghadapi situasi tidak nyaman karena harga kedelai belum turun. Bahkan sebaliknya, pada pekan pertama Maret 2022, Kementerian Perdagangan (Kemendag) sudah memastikan bahwa harga kedelai berpotensi naik menjadi Rp 12.000 per kilogram dari sebelumnya di level harga Rp 11.300 per kilogram. Berkat kelancaran impor, Kemendag juga memastikan ketersediaan kedelai aman sampai Puasa dan Lebaran 2022.

Sementara itu, sumber masalah yang menyebabkan rusaknya jalur distribusi minyak goreng pun belum teridentifikasi.  Pemerintah menegaskan stok minyak goreng melimpah, bahkan sudah melebihi kebutuhan nasional. Hingga 8 Maret 2022, sebanyak 415.787 ton minyak goreng telah didistribusikan ke pasar dari skema domestic market obligation (DMO).

Baca juga : Harga Sembako Bikin Kantong Rakyat Boncos

Namun, sebagaimana terjadi di banyak kota, termasuk di Jakarta, masyarakat masih harus antre. Pada Jumat (4/3) misalnya, di wilayah Tebet, Jakarta Selatan, ibu-ibu warga setempat harus mendatangi Markas Polsek Tebet di Jalan Dr. Soepomo, yang menjadi salah satu titik Operasi Pasar Minyak Goreng. Mereka antre sejak pagi untuk membeli minyak goreng.

Dalam kasus minyak goreng, ada indikasi kalau jalur distribusi dirusak atau dihambat sehingga sebagian besar produk tidak sampai di pasar. Asumsi ini layak dikedepankan dengan mengacu pada penjelasan Pemerintah bahwa stok minyak goreng melimpah, bahkan sudah melebihi kebutuhan nasional. Cara merusak mekanisme distribusi adalah menahan dan menimbun sejumlah besar produk agar tidak sampai di pasar tepat waktu.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.