Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Hadapi Era Metaverse, Basarah Ajak GMFKPPI Perkuat Benteng Pancasila

Jumat, 25 Maret 2022 20:12 WIB
Wakil Ketua MPR yang juga Ketua Dewan Pertimbangan Pusat (Wantimpus) GMFKPPI Ahmad Basarah saat Rapimda II GMFKPPI Jawa Timur di Kota Batu, Jawa Timur, Jumat (25/3). (Foto: Istimewa)
Wakil Ketua MPR yang juga Ketua Dewan Pertimbangan Pusat (Wantimpus) GMFKPPI Ahmad Basarah saat Rapimda II GMFKPPI Jawa Timur di Kota Batu, Jawa Timur, Jumat (25/3). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua MPR yang juga Ketua Dewan Pertimbangan Pusat (Wantimpus) Generasi Muda Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan dan Putra-Putri TNI/Polri (GMFKPPI) Ahmad Basarah memberikan sambutan dalam acara Rapimda II GM FKPPI Jawa Timur di Kota Batu, Jawa Timur, Jumat (25/3).

Dalam acara bertema Komitmen GM FKPPI dalam Berfikir, Bergerak Menghadapi Ancaman Radikalisme dan Separatisme di Era Digitalisasi dengan Solid, Kuat, Militan Menjaga Pancasila dan NKRI itu, Basarah hadir menggunakan seragam kebesaran GMFKPPI.

Menurutnya, pemilihan tema tersebut adaptif dengan perubahan zaman yang semakin cepat dan dinamis. Kemajuan teknologi informasi telah merubah berbagai sendi kehidupan dan menyebabkan terjadinya disrupsi diberbagai lini kehidupan.

Dampak lain yang juga timbul adalah memudarnya konsep ideologi. Ideologi dianggap telah usang dan tidak relevan. Pancasila rentan masuk dalam perangkap politik endism, suatu konsep tentang akhir ideologi yang pernah dipopulerkan Daniel Bell dalam The End Of Ideology.

Berkaitan dengan kemajuan teknologi informasi, hal lain yang disampaikan Basarah adalah fenomena Metavaverse, yakni suatu teknologi yang memungkinkan individu untuk berinteraksi dengan individu lainnya secara virtual.

Baca juga : Yanti Airlangga Ajak Generasi Muda Cintai Pakaian Tradisional

Dalam Metaverse, pengguna dapat membuat avatar sesuai keinginannya. Avatar 3D adalah replika atau gambaran pengguna dalam bentuk animasi 3D. Avatar ini dapat digunakan sebagai representasi pengguna di internet.

Di Metaverse, pengguna dapat melakukan kegiatan apa saja dalam bentuk virtual seperti berkumpul atau mengadakan rapat, bekerja, bermain, mengadakan berbagai acara, mengikuti konser, berbelanja online, hingga membeli sebuah properti digital.

"Pertanyaannya, apakah sebagai sebuah bangsa, kita sudah siap untuk mengantisipasi berbagai ekses yang akan ditimbulkan dari fenomea dunia Metaverse tersebut" ujar Basarah yang juga Ketua DPP PDI Perjuangan itu.

Pakar terorisme di pusat edukasi, teknologi dan inovasi anti-terorisme di National Omaha, Nebraska, AS belakangan ini telah meneliti potensi Metaverse menjadi markas kelompok teroris di masa depan. Hal ini tidak lain karena metaverse semakin memuluskan aksi terorisme di dunia virtual.

Tokoh teroris dapat berupa avatar digital yang berdiri di pusat keramaian dan melakukan propaganda sambil  berusaha memikat penonton dengan iming-iming masa depan sesuai keyakinan ideologisnya.

Baca juga : Basarah: Dayah Ujung Tombak Pembentukan Karakter Santri Pancasilais

"Apakah kita sudah siap menghadapinya? Sudahkan kita memiliki perangkat hukum yang mengatur hal tersebut?" tanya Basarah lagi.

Potensi ancaman lain yang juga disampaikan Basarah adalah liberalisme atau individualisme yang membawa paham kebebasan terutama di bidang ekonomi, sosial dan budaya. Mereka juga mempropagandakan paham kosmopolitanisme.

Kosmopolitanisme ini adalah ancaman terhadap nasionalisme bangsa Indonesia karena tidak mengenal ada kebangsaan. Berbagai ragam ancaman kebangsaan itulah yang harus disikapi dengan cermat dan seksama.

Agar ketahanan nasional kita kokoh dan kuat, maka lanjut Basarah, harus memahami dan kembali kepada jatidiri ideologi Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara kita. Bagaimana cara kita memahaminya? Maka harus belajar sejarah.

Dengan belajar sejarah, kiya bisa memahami proses pembentukan, perumusan dan disepakatinya Pancasila sebagai dasar negara dan memiliki pedoman agar tidak tergelincir di masa yang akan datang.

Baca juga : Bamsoet Ajak PP Terus Jaga Ideologi Pancasila

"Oleh karena itulah seluruh kader GM FKPPI harus menjadi otak, mata dan otot organisasi yang dapat berfikir, melihat, memetakan, menganalisis dan bertindak menjaga Pancasila dan NKRI dari rongrongan ideologi transnasional saat ini dan di masa depan," tutup Basarah yang juga dosen Univeraitas Islam Malang tersebut.

Di lokasi yang sama Pangdam Brawijaya Mayjen TNI Nurcahyanto juga menyoroti dinamika terkini yang terjadi. Terhadap perkembangan teknologi dan informasi yang semakin cepat, ia meminta kepada kader GMFKPPI untuk menguasai teknologi dan meningkatkan literasi digital.

Upaya tersebut dilakukan untuk memperkuat sekaligus memperkokoh ketahanan nasional.

"GMFKPPI merupakan kekuatan besar. Jangan ragu untuk berkreasi dan bertindak. Manfaatkan media sosial dengan baik dan bijak. Kerja keras, jangan maunya instan. Paling penting, kita harus ikuti Pancasila, ideologi yang sudah teruji," kata Jenderal bintang dua itu menegaskan.

Hadir juga dalam acara tersebut Ketua Umum dan Waketum GMFKPPI Ryanta Surbakti dan Agus Soeryanto, beserta seluruh Pimpinan Daerah dan Cabang GMFKPPI se Jawa Timur. [TIF]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.