Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Anggota Komisi IX Rahmad Handoyo
Daripada Ngocehin PeduliLindungi Langgar HAM, Mending Amerika Pelajari Manfaatnya
Sabtu, 16 April 2022 13:19 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo gerah dengan tudingan Amerika Serikat (AS), yang menyebut aplikasi pelacak penyebaran Covid-19: PeduliLindungi melanggar HAM.
Dia pun lantas mempertanyakan, apa dasar Amerika menyampaikan pandangan seperti itu.
"Apakah justifikasi melanggar HAM itu hanya bersumber dari laporan LSM?" kata anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo dalam keterangannya, Sabtu (16/4).
Bila ternyata hal itu terkait penanganan Corona, Rahmad mengatakan, sebaiknya Amerika berguru pada pemerintah Indonesia.
"Daripada merilis tudingan dugaan pelanggaran HAM, Amerika lebih baik mempelajari manfaat sistem aplikasi PeduliLindungi dalam mendeteksi Covid-19. Amerika perlu belajar dari Indonesia, agar lebih sukses mengendalikan Covid-19," tegas politisi PDIP ini.
Rahmad juga menyesalkan sikap Amerika, yang tak mengklarifikasi persoalan tersebut ke pemerintah Indonesia, sebelum meluncurkan rilis.
"Sekali lagi, jangan dong menjustifikasi laporan LSM untuk menyatakan bahwa Indonesia melanggar HAM. Sangat tidak fair, kalau analisis pelanggaran HAM itu hanya berdasar pada sebatas laporan LSM," tegas Rahmad.
Dalam pengendalian Covid di Indonesia, Rahmad menyebut sejumlah instrumen yang dilakukan pemerintah dan masyarakat, secara bergotong-royong. Seperti protokol kesehatan, program vaksinasi, serta metode gas dan rem.
"Begitulah cara pemerintah Indonesia melindungi rakyat Indonesia dari ancaman Corona. Faktanya, penanganan pandemi di Indonesia jauh lebih baik dibanding pengendalian Amerika," papar Rahmad.
"Ini tidak bisa dibantah. Indonesia sudah diakui dunia, sebagai salah satu negara terbaik dalam pengendalian Covid-19," imbuhnya.
Baca juga : Hasto: Daripada Ngurusin Pemilu Ditunda, Mending Atasi Kelangkaan Minyak Goreng
Selain itu, Indonesia juga pernah diundang pemerintah Amerika untuk bertukar pikiran, tentang bagaimana mengendalikan Covid.
"Semestinya fakta ini dihormati. Bukan justru mencari satu kesalahan, yang hanya berdasarkan laporan LSM," tandasnya lagi.
Rahmad menegaskan, pemerintah Indonesia berhak melindungi rakyatnya dari bahaya Covid dengan menerapkan sistem PeduliLindungi. Apalagi, kenyataannya, sistem tersebut cukup berhasil dalam pengendalian Corona di Tanah Air.
"Kita sebagai negara berdaulat, juga menghormati kedaulatan negara lain. Artinya, Amerika juga harus menghormati kedaulatan Indonesia. Jangan semena-mena menyebut Indonesia melanggar HAM," cetusnya.
Laporan berjudul "Indonesia 2021 Human Rights Report" yang dirilis Departemen Luar Negeri (Deplu) AS pekan ini menyebut, aplikasi PeduliLindungi memiliki indikasi pelanggaran HAM.
Baca juga : NFT Lagi Ngetren, Jangan Sampai Pemerintah Kehilangan Kesempatan
Aplikasi tersebut dinilai memiliki kemungkinan untuk melanggar privasi seseorang. Karena informasi mengenai puluhan juta orang, ada di dalam aplikasi tersebut. Selain itu, pihak aplikasi juga disebut melakukan pengambilan informasi pribadi tanpa izin.
Amerika mengatakan, berbagai indikasi ini sempat disuarakan oleh beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Tanpa menyebut nama lembaga tersebut. [UMM]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya