Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Ademkan Petani Sawit

Anggota Komisi VII DPR Yulian Gunhar: Larangan Ekspor CPO Diprediksi Tak Lama

Selasa, 26 April 2022 14:49 WIB
Ilustrasi petani sawit. (Net)
Ilustrasi petani sawit. (Net)

RM.id  Rakyat Merdeka - Petani sawit diharapkan bersabar menghadapi larangan ekspor Crude Palm Oil (CPO) dan minyak goreng. Karena menurut Anggota Komisi VII DPR, Yulian Gunhar, kebijakan larangan ekspor CPO dan minyak goreng diprediksi tidak bertahan lama.

Bahkan Gunhar prediksi kebijakan itu akan sama nasibnya dengan larangan ekspor batubara yang hanya bertahan 12 hari, dan direlaksasi ketika harga batubara internasional melonjak.

“Ketika Pemerintah melarang ekspor CPO dan minyak goreng terhitung 28 April 2022, sampai waktu yang tidak ditentukan, Pertanyaannya adalah Apakah mungkin Indonesia akan melakukan larangan ekspor CPO dan minyak goreng ini untuk jangka waktu yang lama?" Katanya, dalam keterangan tertulis, Senin (25/4/2022).

Menurut Gunhar, CPO dan minyak goreng saat ini masih menjadi sumber komoditas penyumbang devisa terbesar, bahkan Industri sawit juga telah menjadi andalan dalam neraca perdagangan Indonesia.

Baca juga : Anis Matta Dukung Larangan Ekspor CPO Dan Minyak Goreng

Maka dengan kondisi seperti itu, kata Gunhar, larangan ekspor CPO dan minyak goreng tidak akan bertahan lama, seperti halnya batubara yang juga menjadi salah satu komoditas andalan Indonesia.

“Bercermin dari larangan ekpor batubara yang lalu, saya prediksi larangan ekpor CPO dan minyak goreng ini hanya bertahan kurang lebih sama dengan larangan ekspor batubara, sekitar 2 pekan,” katanya.

Prediksi tidak akan bertahan lamanya kebijakan pelarangan ekspor itu, menurutnya berdasarkan alasan stabiitas neraca perdagangan Indonesia, yang akan terganggu jika kebijakan itu dilakukan dalam jangka panjang.

Apalagi menurut politisi PDI Perjuangan itu, bisa menimbulkan gejolak di kalangan petani sawit, ditambah mahalnya harga pupuk saat ini.

Baca juga : Hadirkan Produk Berkualitas, Masyarakat Antusias Gelar Pangan Murah Di Jakarta Selatan

“Kalau kita tetap lakukan larangan ekpor CPO dan minyak goreng dalam jangka panjang, selain akan mengganggu neraca perdagangan kita, juga bisa menimbulkan gejolak di kalangan petani sawit rakyat, Apalagi ongkos produksi dan harga jual yang tidak seimbang akibat mahalnya harga pupuk,” katanya.

Saat diberlakukan pelarangan ekspor CPO dan minyak goreng, diperkirakan harga CPO internasional semakin tinggi, karena Indonesia termasuk eksportir CPO terbesar di dunia.

Maka dengan membuka keran ekspor saat harga tinggi, menurut Gunhar tentu akan menguntungkan Indonesia.

“Dengan larangan ekspor CPO dan minyak goreng ini, harga CPO International akan semakin tinggi. Maka Indonesia akan mendapatkan keuntungan lebih saat keran ekspor CPO dan sawit direlaksasi kembali nantinya,”katanya.

Baca juga : Bersama Kominfo, Ketua Komisi I DPR Resmikan Kick Off Pelaksanaan ASO Di Sumatera Utara

Namun, Gunhar dengan tegas mendukung Kejaksaan Agung untuk terus melaksanakan proses hukum terhadap para mafia minyak goreng, bahkan ia berharap, pemberantasan mafia diperluas kepada sektor-sektor perdagangan lainnya.

“Kita sangat men-suport kerja Kejagung dalam menertibkan mafia-mafia yang ada di negeri ini, khususnya terkait minyak goreng. Saya yakin masih banyak sektor-sektor perdagangan lain yang rawan mafia, dan perlu juga ditertibkan,”pungkasnya. [FAZ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.