Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pendidik Dan Siswa Masih Bingung

Kurikulum Merdeka Jangan Dipaksakan

Selasa, 19 Juli 2022 07:50 WIB
Anggota Komisi X DPR Ferdiansyah. (Foto: Dok. DPR RI)
Anggota Komisi X DPR Ferdiansyah. (Foto: Dok. DPR RI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Senayan menekankan bahwa Kurikulum Merdeka tidak boleh dipaksakan kepada satuan pendidikan pada tahun ajaran baru ini.

Banyak pemangku kepentingan bidang pendidikan dalam posisi bingung dengan rencana Kurikulum Merdeka. Sehingga, kurikulum ini tidak boleh dipaksakan dan diimplementasikan di semua bidang pendidikan pada tahun ajaran baru ini.

Anggota Komisi X DPR Ferdiansyah mengatakan, pemaksaan kurikulum itu tidak baik dan tidak elok. Apabila ada tindakan yang sifatnya memaksakan sesuatu dalam dunia pendidikan agar dilaporkan kepada Komisi X DPR. “Kami yang akan mengawasi,” tegasnya.

Baca juga : Mendes: Dana Desa Boleh Digunakan Buat Tangani PMK

Menurut Ferdiansyah, DPR dalam rapat bersama Kemendikbudristek sepakat Kurikulum Merdeka tidak boleh dipaksakan. Pihaknya mengambil langkah tersebut karena sudah tahu kondisi di lapangan.

Ferdiansyah menyebut, ada 3 klasifikasi dalam Kurikulum Merdeka. Pertama, pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai profil pelajar Pancasila.

Kedua, fokus pada materi esensial, sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.

Baca juga : Seniman Jabar Promosikan Angklung Untuk Penyandang Disabilitas Di Jepang

Ketiga, fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai dengan kemampuan peserta didik, dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.

Ferdiansyah mengatakan, para pemangku kepentingan masih bingung dengan klasifikasi tersebut. Sehingga, masalah ini mesti segera diklarifikasikan agar tidak menimbulkan kegaduhan.

“Juga bahan ajar bagi siswa dan guru masih telat dan belum sempurna,” ungkap dia.

Baca juga : Pergerakan Mahasiswa Nasional: Anak Muda Jangan Abaikan Pancasila

Dia mengaku tidak alergi dengan perubahan dan mempersilakan bila ada perubahan. Namun, perubahan harus dipersiapkan dengan baik. Jangan sampai guru dan siswa menjadi korban.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.