Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Anggota Komisi IX DPR Suir Syam pesimistis target prevalensi stunting 14 persen bisa tercapai di tahun 2024. Mengingat, angka perokok di Indonesia masih tinggi. Sepanjang masyarakat dibebaskan untuk merokok, upaya memberantas gizi buruk sulit tercapai.
“Berapa banyak bapak-bapak yang merokok di rumah, istrinya hamil. Itu pasti anaknya cenderung akan mengalami stunting. Kemudian Indonesia Emas 2045 itu jangan-jangan menjadi Indonesia cemas karena stuntingnya bertambah besar karena rokok ini,” ungkap Syam saat memimpin audiensi Komisi IX dengan Komisi Nasional Pengendalian Tembakau di Senayan, kemarin.
Baca juga : Di Pilpres 2024, Kelompok Moderat Cenderung Pilih KIB
Syam setuju dengan pembatasan peredaran rokok, yang salah satunya melalui mekanisme kenaikan cukai. Harga rokok saat ini masih cukup terjangkau oleh anak usia sekolah yang kini marak menjadi perokok pemula. Semua pihak mesti bekerja sama agar ada kesadaran anti rokok di negara ini.
Syam meminta Pemerintah mengambil kebijakan menurunkan jumlah perokok ini.
Baca juga : Perang Di Sana Perang Di Sini
“Naikkan harga rokok dengan cara cukai rokok yang besar, mungkin 90 persen. Saya yakin anak-anak nggak akan bisa membeli (rokok). Sekarang rokok kita murah, jadi anak-anak sekolah bisa membelinya,” tambah politisi Partai Gerindra itu.
Ketua Umum Komnas Pengendalian Tembakau Hasbullah Thabrany menyebut, anak-anak dari orang tua perokok rata-rata mengalami pertumbuhan berat badan lebih ringan 1,5 kg dan pertumbuhan tinggi badan lebih rendah 0,34 cm lebih rendah dari anak yang orang tuanya tidak merokok. Selain itu, kemungkinan stunting anak perokok lebih besar 5,5 persen.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya