Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Gelar Sosialisasi 4 Pilar MPR RI
Melani Leimena Suharli Ingatkan Soal Masa Jabatan Presiden Dalam UUD 1945
Minggu, 25 September 2022 14:47 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Anggota DPR Melani Leimena Suharli menggelar sosialisasi Empat Pilar MPR RI kepada para konstituennya di Jakarta Selatan. Sosialisasi digelar di kawasan Cipulir, Sabtu (24/9).
Melani pun mengawali sosialisasi dengan menyapa satu per satu perwakilan RW di Pesanggrahan, Cipulir, Kebayoran Lama, Kebayoran Baru, dan Pondok Pinang. "Terima kasih ya sudah hadir," ucap Melani.
Dia menjelaskan, Empat Pilar MPR RI terdiri dari Pancasila, UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Politisi Partai Demokrat ini menjelaskan, sosialisasi Empat Pilar MPR RI harus dilakukan agar masyarakat mengetahui perubahan dalam UUD 1945 yang sudah diamandemen pada era reformasi. Salah satunya, soal masa jabatan presiden.
Melani menjelaskan, saat Orde Lama di masa kepemimpinan Soekarno, tidak ada pembatasan masa jabatan presiden. "Presiden mungkin bisa seumur hidup," tuturnya.
Kemudian ketika berganti Orde Baru dengan Soeharto sebagai presiden, juga sama. Soeharto menjabat presiden hingga 32 tahun. Baru, pada zaman reformasi UUD 1945 melalui amandemen selama 4 kali, ada pembatasan tentang jabatan presiden.
Baca juga : Bamsoet Dorong Indonesia Jadi Pusat Pendidikan Dan Peradaban Dunia
"Hanya boleh terpilih 2 kali, satu periodenya 5 tahun. Jadi biarpun masyarakat masih mencintai, tidak bisa lagi (menjabat presiden)," bebernya.
Perubahan lain, MPR yang dulunya lembaga tertinggi negara karena memilih presiden dan wapres. Tetapi kini, yang memilih adalah rakyat. "MPR tidak menjadi lembaga tertinggi, sama dengan DPR, DPD," tutur Melani.
Sosialisasi Empat Pilar MPR RI tercetus saat Melani menjabat Wakil Ketua MPR pada 2009. Saat itu, Ketua MPR dijabat almarhum Taufiq Kiemas.
Waktu itu bernama Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Pimpinan berikutnya mengganti namanya dengan Empat Pilar MPR RI. "Ini pedoman dalam menjalankan hidup bernegara," tuturnya.
Tak hanya UUD 1945 yang sudah diamandemen, sosialisasi Pancasila juga diperlukan. Sebab, menurutnya, banyak orang Indonesia yang sudah mulai melupakan dasar negara tersebut. "Banyak anak sekolah, bahkan guru, saat ini yang tak hafal Pancasila," ungkapnya.
Dia kemudian memaparkan satu per satu sila dalam Pancasila. Menurutnya, yang tersulit adalah mewujudkan sila kelima, yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Baca juga : Melani Suharli Ingin Tingkatkan Pengetahuan Dan Keterampilan Pelaku UMKM
"Pentingnya keteladanan dari para pemimpin dan tokoh bangsa untuk mewujudkan keadilan sosial. Karena itu perlu terus sosialisasi, mengingatkan, jangan menyakiti rakyat atau menggunakan jabatan untuk pribadi, memperkaya diri sendiri," tegas Melani.
Berikutnya, pilar ketiga, NKRI, tercetus lantaran mewaspadai adanya gerakan separatis yang ingin memisahkan diri dari Indonesia.
"Jangan seperti negara-negara lain yang sudah terpecah belah, Arab Spring. Padahal agama, suku, bahasa, sama. Indonesia dengan puluhan ribu pulau, dan ratusan bahasa, jangan sampai terpecah belah. NKRI harga mati!" ingatnya.
Nah, karena itu, falsafah Bhinneka Tunggal Ika merupakan hal yang harus dijunjung untuk menjaga NKRI. Melani mengungkapkan silsilah keluarganya yang sungguh beragam.
Sang ayah, Pahlawan Nasional, sekaligus Menkes era Bung Karno, yang juga merupakan "Bapak Puskesmas Indonesia", dr Johannes Leimena, berdarah Maluku. Sementara ibunya, berdarah Jawa Barat.
Baca juga : Ribuan Santri Di Serang Doakan Ganjar Pranowo Jadi Presiden Di 2024
Ketiga anak Melani juga berjodoh dengan orang dari berbagai suku. Putra pertamanya yang bekerja di kepolisian, menikah dengan orang Jawa.
Putra keduanya, anggota DPRD DKI Jakarta Ali Muhammad Johan, menikah dengan orang Padang. Sementara yang ketiga, menikah dengan orang Australia.
"Itu saja sudah Bhinneka Tunggal Ika. Ditambah lagi, saya nyalon di Jakarta, saya bukan Betawi. Tapi karena Bhinneka, di mana saja bisa mencalonkan," tutur Melani.
Melani pun menutup pemaparannya dengan menyanyikan lagu Pancasila Rumah Kita, diiringi tepuk tangan penonton.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya