Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Indonesia-Tiongkok Pro-Ekonomi Hijau

Senin, 10 Oktober 2022 07:20 WIB
Anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Puteri Anetta Komarudin. (Foto: Dok. DPR RI)
Anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Puteri Anetta Komarudin. (Foto: Dok. DPR RI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Puteri Anetta Komarudin mengungkapkan isu ekonomi hijau atau green energy menjadi salah satu topik yang diba­has saat pertemuan bilateral Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) Indonesia-Tiongkok. Kedua negara mendukung saling terciptanya komit­men kerja sama infrastruktur dengan memperhatikan aspek ramah lingkungan.

Usai bertemu dengan Vice Chairman of the Standing Committee of the National People’s Congress China Chen Zhu, Puteri mencontohkan salah satu implementasi komitmen yang telah dijajaki Kementerian Luar Negeri Indonesia bersama Pemerintah Tiongkok adalah peningkatan kerja sama sektor kendaraan elektrik.

Baca juga : Indonesia Gandeng WOAH Perkuat Kolaborasi Pengendalian PMK

“Saat ini Indonesia masih banyak menyiapkan infrastruk­tur dan ekosistem penunjang kendaraan elektrik yang se­cara edukasi belum menyelu­ruh untuk seluruh masyarakat Indonesia yang masih mengandalkan kendaraan berbahan bakar fosil. Hal ini akan men­jadi pembahasan dan kerja sama yang jangka panjang bersama dengan Tiongkok untuk mengembangkan ekosistemnya terlebih dahulu di Indonesia,” ujar Puteri, kemarin.

Anggota Komisi XI DPR RI ini menuturkan, telah banyak pencapaian kerja sama bilateral Indonesia-Tiongkok yang telah dilakukan selama ini. Utamanya dalam aspek pembangunan yang diharapkan bisa semakin menyerap tenaga kerja lokal.

Baca juga : Indonesia Tolak Debat Soal Uighur Di HAM PBB

Sehingga, tingkat pengang­guran di Indonesia tidak se­makin meningkat karena teka­nan ekonomi global yang be­gitu dinamis. Ini adalah salah satu bentuk ikhtiar Indonesia-Tiongkok untuk memitigasi risiko dari inflasi dan resesi yang diperkirakan pada ta­hun 2023 akan menghampiri Indonesia dan negara-negara lainnya.

Selain itu, Puteri juga mengapresiasi dukungan dari Tiongkok untuk pembuatan dan distribusi vaksin di Indonesia. Hal tersebut juga merupa­kan bentuk komitmen bantuan kesehatan dengan mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan begitu kerja sama ekonomi dan perdagangan antara Indonesia-Tiongkok bisa lebih produktif dan menguntungkan kedua negara kede­pannya.

Baca juga : Wapres Targetkan RI Jadi Pusat Ekonomi Syariah

“Kami mengapresiasi ke­datangan delegasi Parlemen Tiongkok ke P20 yang menjadi salah satu langkah utama penting untuk men­jalin komunikasi yang lebih intensif. Pembahasan ini akan juga dibawa ke dalam ting­kat pertemuan Kementerian Keuangan dan Bank Sentral kedua negara. Karena di bulan November dalam G20 nantinya akan juga membahas berbagai kiat yang akan dibagikan oleh perwakilan negara-negara ekonomi terbesar di dunia dalam menghadapi resesi,” tandas Puteri. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.