Dark/Light Mode

Tutup Konferensi MPR Sedunia

Bamsoet Berharap Deklarasi Bandung Miliki Spirit KAA 1955

Rabu, 26 Oktober 2022 21:21 WIB
Penutupan Konferensi Internasional MPR Dunia, di Bandung, Jawa Barat, Rabu (26/10). (Foto: Dok. MPR)
Penutupan Konferensi Internasional MPR Dunia, di Bandung, Jawa Barat, Rabu (26/10). (Foto: Dok. MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR Bambang Soesatyo didampingi delegasi Konferensi Internasional Pimpinan dan Anggota MPR, Majelis Syuro, Majelis Syuyukh, atau Lembaga Parlemen Sejenis lainnya dari 15 negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), serta dua lembaga internasional dari PUIC (Parliamentary Union of the OIC Members States/Uni Parlemen Negara Anggota OKI) dan Muslim World League (Liga Muslim Dunia) membacakan Deklarasi Bandung, sebagai kesepakatan bersama yang dihasilkan para peserta konferensi setelah berdiskusi panjang dan alot selama dua hari, di Bandung, 24-26 Oktober 2022.

Ke-15 anggota OKI yang hadir terdiri atas Indonesia, Aljazair, Mesir, Arab Saudi, Bahrain, Irak, Iran, Malaysia, Maroko, Mozambik, Pakistan, Palestina, Turkiye, Yordania, dan Yaman.

Selaku Pimpinan delegasi MPR RI, Bamsoet, sapaan akrab Bambang, menekankan bahwa forum ini ke depan terbuka bagi negara-negara lain yang mau bergabung asal memiliki visi yang sama. Bamsoet juga menegaskan bahwa Forum MPR Sedunia ini adalah wadah bagi negara-negara yang memiliki sistem beberapa kamar.

Kehadiran Forum MPR Sedunia bukanlah duplikasi dari organisasi parlemen dunia yang telah ada, karena hanya akan bekerja sesuai tupoksi sebagai majelis. Forum MPR Sedunia yang dibentuk dan didirikan untuk pertama kalinya oleh 15 negara dan 2 Organisasi Internasional (PUIC dan Liga Muslim Sedunia) itu untuk menyatukan seluruh MPR, Majelis Syuro, Majelis Syuyukh, atau Lembaga Parlemen Sejenis lainnya yang ada di dunia, namun belum terakomodir.

Baca juga : Jokowi-Sekjen PUIC Dukung Konferensi MPR Dunia, Bamsoet Happy

“Deklarasi Bandung memuat tujuh pernyataan, menjadi deklarasi skala global pertama yang dihasilkan di Bandung sejak Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955,” ucap Bamsoet, saat membacakan Deklarasi Bandung, di Bandung, Rabu (26/10).

Pertama, semua negara yang hadir menyepakati usulan MPR RI untuk dibentuknya Forum MPR, Majelis Syuro, Majelis Syuyukh, atau Lembaga Parlemen Sejenis Lainnya bersama PUIC untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Kedua, masalah Palestina tetap menjadi isu sentral forum dan umat Islam hingga tercapainya kemerdekaan dan hak penentuan nasib sendiri untuk rakyat Palestina serta berdirinya negara Palestina merdeka sesuai kerangka hukum internasional

Ketiga, untuk mencapai tujuan mulia sebagaimana dimaksud dalam poin 1 dan poin 2, dibentuklah Forum MPR, Majelis Syuro, Majelis Syuyukh, atau Lembaga Parlemen Sejenis lainnya bersama PUIC, sesuai kewenangan masing-masing lembaga, terutama konsultasi dan kerja sama untuk mengatasi tantangan dunia yang menjadi kepentingan bersama. Seperti masalah kemanusiaan, sumber daya alam, lingkungan hidup, keadilan, peran perempuan dan generasi muda.

Baca juga : Bamsoet Harap Lahir Deklarasi Untuk Kembangkan Demokrasi Global

Keempat, mencermati dinamika perkembangan global yang bisa menimbulkan kompleksitas permasalahan yang bersifat multidimensional di setiap negara yang berdampak pada tingkat regional maupun internasional, diperlukan adanya partisipasi aktif dan dukungan dari semua pihak, termasuk dari Lembaga MPR, Majelis Syuro, Majelis Syuyukh, atau Lembaga Parlemen Sejenis Lainnya, sesuai dengan komitmen terhadap Dasasila Bandung serta Piagam PBB.

Kelima, membentuk komite kerja yang terdiri dari para pendiri forum dengan berkoordinasi bersama Pimpinan MPR RI dan Sekretariat Jenderal PUIC, untuk merumuskan visi, misi, tata tertib, program kerja, syarat-syarat keanggotaan forum. Selanjutnya Komite Kerja akan menyampaikan laporan pekerjaannya pada pertemuan forum berikutnya.

Keenam, menyampaikan apresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada MPR RI, atas inisiatif prakarsa penyelenggaraan Konferensi dalam rangka pembentukan Forum MPR, Majelis Syuro, Majelis Syuyukh, atau Lembaga Parlemen Sejenis Lainnya sebagai forum diantara forum-forum PUIC lainnya. Pertemuan selanjutnya dari forum ini disepakati dapat diselenggarakan bersama dengan kegiatan lainnya bersama PUIC.

Ketujuh, para delegasi konferensi ini menyampaikan ucapan selamat kepada Republik Indonesia atas penyelenggaraan dan Presidensi G20 pada tahun 2022, serta mengharapkan keberhasilan Indonesia dalam menjalankan tugas tersebut.

Baca juga : MPR Bangkitkan Spirit KAA

Bamsoet juga mengutip pidato Presiden Soekarno yang disampaikan pada momentum kesejarahan 67 tahun yang lalu di Kota Bandung, pada saat pembukaan Konferensi Asia Afrika, bahwa tak ada tugas yang lebih mendesak daripada memelihara perdamaian.

"Pesan tersebut selalu relevan dan kontekstual untuk dijadikan rujukan dalam tatanan kehidupan global, karena kedepan, laju peradaban akan menghadirkan tantangan zaman yang semakin kompleks dan dinamis, tidak hanya pada potensi konflik, namun juga berdampak pada berbagai dimensi lainnya. Seperti krisis pangan, krisis energi, krisis keuangan, dan berbagai krisis lainnya," pungkas Bamsoet.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.