Dark/Light Mode

Lestari Ajak Publik Optimistis Hadapi Ketidakpastian Perekonomian Global

Rabu, 11 Januari 2023 22:06 WIB
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat saat membuka diskusi daring bertema Prospek Ekonomi Indonesia 2023 yang digelar oleh Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu (11/1). (Foto: Istimewa)
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat saat membuka diskusi daring bertema Prospek Ekonomi Indonesia 2023 yang digelar oleh Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu (11/1). (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Kepala Ekonom PT. Bank Central Asia, David Sumual mengungkapkan komoditas akan mempengaruhi perekonomian Indonesia. Batubara, ujar David, masih jadi tumpuan pertumbuhan komoditas sepanjang 2022, neraca transaksi berjalan cukup besar berkisar 0,5 persen-1, 3 persen.

"Harga komoditas Indonesia sangat baik, tetapi hasil ekspornya belum maksimal," ujar David.

Bahkan, tambah David, akan ada aturan baru dari pemerintah yang mengatur berapa lama eksportir memarkir dolarnya di dalam negeri untuk memperkuat likuiditas di dalam negeri. Tantangan ekonomi Tiongkok yang melambat akan mempengaruhi permintaan terhadap komoditas kita.

Baca juga : Sekjen Rekat: Hadapi Ketidakpastian 2023, Indonesia Punya Modal Kuat

Meski begitu David menilai fundamental ekonomi nasional cukup baik, sehingga bila di luar negeri berpotensi terancam resesi di dalam negeri hanya terjadi perlambatan. Pada 2023, menurut David, masih merupakan masa pemulihan ekonomi pascapandemi, sehingga wajar bila terjadi perlambatan.

"Mudah-mudahan angin yang datang ke Indonesia sepoi-sepoi saja, bukan badai ekonomi," ujar David.

Senior Research Analyst PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk, Lukman Hakim menilai pasar saham dalam negeri masih fluktuatif.

Baca juga : Ini Jurus Ketum Hipmi Hadapi Situasi Ekonomi 2023

"Cukup tertekan setelah Lebaran tahun lalu, kemudian mulai bangkit dan Indonesia diuntungkan pertumbuhan sektor batubara, sehingga dampak krisis geopolitik tidak terasa secara signifikan," ujar Lukman.

Diakui Lukman, saat ini pergerakan IHSG masih mencari arah dan diperkirakan tahun ini pasar saham sektor energi agak tertekan. Di sisi lain, tambahnya, sektor perbankan tumbuh dengan peningkatan kredit meski ada kenaikan suku bunga dan besaran NPL yang kembali normal.

Permintaan sejumlah komoditas yang menunjukkan peningkatan, ungkap Lukman, juga akan mendorong pertumbuhan sektor logistik.

Baca juga : Nusantara United, Optimistis Jadi Magnet Di IKN

Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, Diyah Putriani mengungkapkan proyeksi sejumlah lembaga keuangan Internasional untuk pertumbuhan ekonomi berkisar 4,7 persen-5 persen. Sedangkan pemerintah, tambahnya, memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 5,3 persen dengan syarat investasi tumbuh 6 persen. Padahal perekonomian Indonesia dipengaruhi kondisi global.

Diyah mengungkapkan, pada 2023 dunia diprediksi menghadapi badai ekonomi yang disebabkan inflasi tinggi dan daya beli masyarakat yang rendah. Menurut Diyah, faktor geopolitik dan global warming berpotensi mempengaruhi proyeksi pertumbuhan ekonomi di tanah air.

Penguatan di sektor UMKM, pemberdayaan perempuan dan Islamic social finance, menurut Diyah, bisa dilakukan untuk menjawab sejumlah tantangan tersebut. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.