Dark/Light Mode

Dave Laksono: Jangan Lucuti Sistem Pemilu Terbuka! 

Rabu, 22 Februari 2023 19:30 WIB
Anggota MPR/DPR dari Partai Golkar, Dave Akbarshah Fikarno Laksono saat menjadi pembicara dalam Diskusi Empat Pilar MPR, Sistem Pemilu dan Masa Depan Demokrasi Pancasila di Media Center, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, Rabu (22/2). (Foto: Istimewa)
Anggota MPR/DPR dari Partai Golkar, Dave Akbarshah Fikarno Laksono saat menjadi pembicara dalam Diskusi Empat Pilar MPR, Sistem Pemilu dan Masa Depan Demokrasi Pancasila di Media Center, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, Rabu (22/2). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Dalam Pemilu, tidak ada sistem yang sempurna, pasti ada plus minus, kurang lebih, ada yang dikecewakan, ada pula yang dipuaskan.

Dari semua sistem yang ada, sistem pemilu yang menganut proporsional terbuka merupakan sistem terbaik. Dengan sistem terbuka mampu memberikan otoritas, kesempatan, kepada rakyat untuk menentukan siapa yang rakyat inginkan untuk menjadi wakilnya baik di DPRD maupun DPR.  

Hal ini disampaikan oleh anggota MPR/DPR dari Partai Golkar, Dave Akbarshah Fikarno Laksono saat menjadi pembicara dalam Diskusi Empat Pilar MPR yang bertema  Sistem Pemilu dan Masa Depan Demokrasi Pancasila yang digelar di Media Center, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, Rabu (22/2).  

Dave menegaskan, dirinya kerap mengatakan bahwa sistem yang sudah berjalan, sistem terbuka, jangan dilucuti lagi. Menurutnya bangsa ini pernah mengalami pemilu dengan sistem tertutup. Itu terjadi pada Pemilu tahun 1955, 1971, 1975, 1982, 1987, 1992, 1997, 1999.

Baca juga : Pasca Longsor, Jalan Trans Pulau Timor Kembali Dibuka

Pada Pemilu 2004 sudah menggunakan sistem campuran, terbuka dan tertutup. "Dan pada tahun 2009 sudah menggunakan sistem terbuka," tuturnya.

Pemilu menggunakan sistem terbuka, dari tahun 2009, 2014, dan 2019, menurut Dave merupakan kemajuan demokrasi di mana benar-benar memberikan kesempatan yang terbuka kepada rakyat untuk memilih calonnya.

Dikatakan, dengan sistem terbuka rakyat bisa memilih, menentukan calonnya, dengan bebas. Jangan sampai hanya untuk kepentingan elit oligarki  sistem yang sudah bagus dirusak dan dikembalikan ke masa lalu.

"Golkar berhasil menggalang partai lain untuk tetap menjaga  sistem proporsional terbuka," tuturnya.  

Baca juga : SBY Turun Gunung

Menurut Dave, Golkar sebenarnya tidak bermasalah bila sistem tertutup digunakan. Bagi Golkar sistem apapun tidak masalah bila diterapkan. Dikatakan dari Pemilu 1971 hingga 2004 yang menggunakan sistem tertutup, Golkar tetap bisa survive.

Meski demikian ditegaskan partainya tidak berpikiran untuk kepentingan elit partai. Golkar tetap ingin masyarakat bisa memiliki hak untuk memilih dan menyampaikan pandangannya dengan bebas dan luas.  

Dengan sistem proporsional terbuka, masyarakat bisa mengenal calon wakil rakyat. Menurutnya masyarakat harus tahu kita dan masyarakat harus merasakan manfaat kehadiran wakilnya di dapil.

"Salah satu fungsi anggota parlemen adalah fungsi aspirasi. Kalau kembali ke sistem tertutup maka aspirasinya akan berkurang bahkan hilang," tambahnya.

Baca juga : William Tanu: Bermimpilah Dengan Mata Terbuka…

Untuk itu, dirinya menegaskan jangan sampai demokrasi diberangus, diputus, dihilangkan sehingga tidak ada lagi pendekatan-pendekatan ke masyarakat.  
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.