Dark/Light Mode

Banyak Kekurangan Dan Bikin Jemaah Menderita

Penyelenggaraan Haji Wajib Dirombak Total

Rabu, 5 Juli 2023 07:50 WIB
Ibadah Haji. (Foto: Ist)
Ibadah Haji. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR menemukan banyak permasalahan dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun ini. DPR akan meminta Kementerian Agama (Kemenag) melakukan evaluasi total penyelenggaraan ibadah haji sehingga masalah serupa tidak terulang kembali di tahun depan.

“Setelah musim haji ini selesai, kami akan mengundang pihak Kementerian Agama untuk melakukan evaluasi total atas manajemen haji tahun 2023 yang banyak kekurangan di sana-sini,” ujar anggota Timwas Haji DPR Ace Hasan Syadzily di Jakarta, kemarin.

Baca juga : Diserang Batuk Dan Pilek, Jemaah Haji Diimbau Pakai Masker

Ace yang juga memimpin tim kecil dalam pengawasan haji di Mekah itu memberi se­jumlah catatan dari penyelenggaraan haji tahun 2023. Pertama, pihak Mashariq tidak memenuhi komitmen pada beberapa komponen masyair selama di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.

Adapun Mashariq adalah kependekan dari Motawif Pilgrims for Southeast Asian Countries Co, sebuah perusahaan swasta yang menyediakan paket haji dan umrah. Perusahaan ini bekerja sama dengan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi setiap tahunnya,

Baca juga : Timwas DPR Akan Evaluasi Total Penyelenggaraan Ibadah Haji 2023

Pemerintah Indonesia memanfaatkan tim pengelola ibadah haji dari Arab Saudi ini selama ­proses ibadah jemaah haji di Arafah, Mina, dan Muzdalifah selama empat hari. Sementara, masyair atau biaya yang di­bayarkan kepada mashariq seharga Rp 14,03 juta per jemaah.

Ace menilai, dengan jumlah tersebut, harusnya tidak ada masalah keterlambatan distribusi makanan ke para jemaah. ­Sayangnya, yang terjadi justru sebaliknya. “Banyak jemaah yang belum mendapatkan konsumsi di saat mereka lapar, capek, dan letih. Manajemen distribusi makanan juga acak-acakan,” sesalnya.

Baca juga : 34 Perguruan Tinggi Siap Selenggarakan Program Wirausaha Merdeka

Wakil Ketua Komisi VIII DPR ini juga menyoroti kondisi jemaah saat melaksanakan mabit di Mina. Mabit merupakan kegiatan bermalam untuk fokus melakukan aktivitas ibadah ­dengan memperbanyak zikir, mengingat, dan mendekatkan diri kepada Allah. Tapi dia mendapati justru banyak jemaah yang tidak tertampung sehingga keleleran di luar tenda.

“Ditambah lagi manajemen penempatan jemaah saat keda­tangan yang sangat amburadul dan acak-acakan. Ditemukan ­banyak antar jemaah rebutan ­tenda,” ungkap politisi Golkar itu.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.