Dark/Light Mode

Bamsoet Apresiasi Kiprah Huayou Cobalt Kembangkan Green Energy Di Indonesia

Sabtu, 8 Juli 2023 20:40 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (ketiga kiri) menerima Chief Representative Huayou Cobalt Co., Ltd di Indonesia Yibo Chen dan Director Comercial Huayou Cobalt Co., Ltd Yory Jayady Radjak, di Jakarta, Sabtu (8/7). (Foto: Dok. MPR)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (ketiga kiri) menerima Chief Representative Huayou Cobalt Co., Ltd di Indonesia Yibo Chen dan Director Comercial Huayou Cobalt Co., Ltd Yory Jayady Radjak, di Jakarta, Sabtu (8/7). (Foto: Dok. MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengapresiasi Huayou Cobalt Co., Ltd yang terus mengembangkan investasinya di Indonesia dengan mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) dan green energy. Hal ini sejalan dengan kebijakan Presiden Jokowi yang menargetkan porsi EBT bisa mencapai 23 persen pada bauran energi nasional pada 2025 dan terpenuhinya target Net Zero Emission (NZE) pada 2060.

"Kiprah Huayou Cobalt Co., Ltd di Indonesia bukan hal yang baru. Selama lima tahun ini, Huayou Cobalt Co., Ltd telah menanamkan investasi sebesar 21,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp 320,9 triliun untuk 9 proyek yang menyerap 52.000 tenaga kerja di Indonesia. Ini membantu menggerakkan perekonomian Indonesia," ujar Bamsoet, usai menerima Chief Representative Huayou Cobalt Co., Ltd di Indonesia Yibo Chen dan Director Comercial Huayou Cobalt Co., Ltd Yory Jayady Radjak, di Jakarta, Sabtu (8/7).

Baca juga : Bamsoet Dorong Peningkatan Prestasi Olahraga E-Sports Indonesia

Wakil Ketua Partai Golkar ini menjelaskan, investasi di sektor energi baru terbarukan di Indonesia sangat menjanjikan. Karena, kekayaan sumber daya alam Indonesia sangat berlimpah. Misalnya, nikel terbesar di dunia, timah terbesar kedua di dunia, batu bara termal/lignit terbesar ketiga dunia, bauksit terbesar keenam dunia, emas terbesar keenam di dunia, dan tembaga terbesar ketujuh dunia.

"Data US Geological Survey memproyeksikan cadangan nikel Indonesia mencapai 21 juta metrik ton. Sekitar 40 persen nikel dunia ada di Indonesia yang tersebar di Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Maluku Utara. Sehingga Indonesia menjadi pemain utama nikel dunia, disusul Australia dengan cadangan nikel yang mencapai 19 juta metrik ton," kata Bamsoet.

Baca juga : Bamsoet Apresiasi Kesuksesan Kejuaraan Dunia Motocross MNC MXGP Di Lombok

Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan Kadin Indonesia ini menambahkan, data LPEM FEB UI yang diolah dari Nickel Institute pada 2021, menyebutkan, Indonesia menjadi negara kedua setelah Australia dengan sumber daya nikel terbesar di dunia, yakni 33,3 juta ton atau 11 persen. Besarnya kandungan nikel yang dimiliki Indonesia ini sangat mendukung pengembangan industri kendaraan listrik. Khususnya, dalam pembuatan baterai kendaraan listrik.

"Permintaan nikel dari industri kendaraan listrik diperkirakan akan tumbuh sebesar 28,0 persen CAGR sepanjang 2020-2030 menjadi 1,3 juta ton. Indonesia ditargetkan akan menjadi pusat produksi kendaraan listrik dan fokus di hilir, serta menargetkan 300.000 mobil listrik dan 2,5 juta sepeda motor listrik pada 2030. Hal ini jelas menjadi daya tarik tersendiri bagi para investor," pungkas Bamsoet.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.