Dark/Light Mode

10 Tahun Jalur Sutera, Gobel: Harus Bikin Makmur Dan Maju Bersama

Sabtu, 14 Oktober 2023 08:13 WIB
Wakil Ketua DPR Rachmat Gobel (Foto: Istimewa)
Wakil Ketua DPR Rachmat Gobel (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua DPR RI Bidang Koordinator, Industri, dan Pembangunan (Korinbang) Rachmat Gobel mengapresiasi gagasan Jalur Sutera Baru, yang tahun ini memasuki tahun ke-10.

"Bagi Indonesia, ini merupakan tantangan dan peluang baru. Indonesia sangat menyambut baik. Indonesia ingin, agar program ini memiliki misi untuk maju bersama dan makmur bersama," kata Gobel, dalam acara Seminar Satu Dekade One Belt One Road (OBOR) yang diadakan Lembaga Pendidikan Tinggi PWNU DKI Jakarta, Jumat (13/10/2023).

Acara ini dihadiri Ketua Tanfidziyah PWNU DKI KH Syamsul Maarif, Rais Syuriah PWNU, anggota DPRI Charles Meikiansyah dan M Farhan.

Program OBOR yang diluncurkan Presiden Xi Jinping pada 2013, disampaikan langsung saat berpidato di DPR RI.

OBOR yang kini berubah menjadi Belt and Road Initiative,  lebih dikenal dengan nama Jalur Sutera Baru.

Ada dua jalur, darat dan laut. Darat melewati Asia Tengah, Timur Tengah, dan Eropa. Sedangkan jalur laut melewati Asia Tenggara, Asia Selatan, Eropa, dan Afrika.

Baca juga : Ke Stasiun Kereta Cepat Halim Naik Motor, Asik Dan Praktis

Gobel mengatakan, ada banyak kesamaan dan kedekatan nilai-nilai Asia antara China dan Indonesia.

Dia berharap, hal ini tidak mengulang hubungan Indonesia dengan bangsa-bangsa Eropa dan Amerika, yang eksploitatif.

"Kita ingin sesuatu yang baru, yang memberikan keuntungan pada dua pihak," katanya.

Bangsa-bangsa Asia, kata Gobel, sangat menekankan pertautan hati, harmoni, keselarasan, kadamaian, dan kemakmuran bersama.

"Karena itu, kita harus memulai dengan mutual trust, lalu berlanjut ke mutual respect, dan akhirnya mutual benefit," tutur politisi asal Gorontalo.

Gobel menilai, inisiatif China yang berwajah ekonomi ini, merupakan pertanda positif bagi terjalinnya ikatan heart to heart relationship, bukan semata pocket to pocket relationship.

Baca juga : Meningkatkan Literasi Masyarakat Sama Dengan Memajukan Bangsa

"Kalau pocket to pocket tak ada pertautan hati, yang ada hanya benefit saja," katanya.

Bangsa-bangsa Timur, kata Gobel, tak melulu mengandalkan rasionalitas dalam menjalin hubungan, tapi juga ada keterlibatan rasa.

"Karena kita punya hati, karena kita bertenggang rasa, karena kita paham bahwa semua pihak butuh hidup dan ingin makmur," ucap Gobel.

Gobel bilang, saat Indonesia menginisiasi Konferensi Asia Afrika, sama sekali tak menimbang keuntungan.

Langkah itu semata merupakan amanat konstitusi bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa.

"Pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan bahwa terbebas dari kemiskinan dan kesengsaraan juga merupakan hak segala manusia," papar Gobel.

Baca juga : Paulic Fokus Bikin Gacor Lini Serang Maung Bandung

Pada 2013, kata Gobel, ketika kali pertama China meluncurkan program OBOR, investasi Negeri Tirai Bambu di Indonesia hanya 297 juta dolar AS dan menempati peringkat ke-12 investor terbesar di Indonesia.

Kini, hingga Juni 2023, investasi China sudah mencapai 3,8 miliar dolar AS.

Investasi China di Indonesia menempati peringkat kedua setelah Singapura. Angkanya di tahun 2022, mencapai 8,2 miliar dolar AS.

Untuk kali pertama, China menempati peringkat kedua terbesar di Indonesia. Ada sejumlah proyek besar China di Indonesia seperti pembangunan smelter di Sulawesi dan Maluku Utara. Juga pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.