Dark/Light Mode

Polusi Udara Makin Parah, Pasien ISPA Bertambah

Sabtu, 26 Agustus 2023 08:16 WIB
Parahnya polusi udara di Jakarta. (Foto: Randy Tri Kurniawan/RM)
Parahnya polusi udara di Jakarta. (Foto: Randy Tri Kurniawan/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Polusi udara di Jabodetabek semakin parah dan banyak memakan korban. Penderita penyakit infeksi saluran pernapasan akut alias ISPA meningkat. Rumah sakit jadi kebanjiran pasien dan BPJS Kesehatan ikut terbebani.

Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Agus Dwi Susanto mengungkap, terjadi peningkatan kunjungan pasien ISPA dan pneumonia. Peningkatan ini bersamaan dengan fenomena memburuknya kualitas udara di Jakarta.

“Peningkatan sekitar 20-30 persen kunjungan kita di poli ISPA maupun pneumonia,” kata Agus, kemarin.

Dokter spesialis paru, Feni Fitriani Taufik menjelaskan, polusi udara dapat menyebabkan berbagai penyakit. Seperti asma, bronkitis, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), kanker paru, hingga penyakit jantung dan stroke.

Dia mengatakan, berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahun ada 7 juta kematian dini akibat polusi udara. Dua juta di antaranya terjadi di Asia Tenggara yang berhubungan dengan polusi udara di dalam dan luar ruangan.

Baca juga : Garuda Muda Makin Pede Juara Piala AFF 2023

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, jenis penyakit pernapasan yang paling sering dialami masyarakat Indonesia adalah obstruksi kronis, asma, dan pneumonia. Seiring dengan memburuknya kualitas udara, jumlah pasien dengan penyakit tersebut terus bertambah.

“Sebelum Covid-19, itu 50 ribuan yang kena. Sekarang, sudah naik ke 200 ribuan. Nah, itu ada akibatnya dari polusi udara ini,” beber Menkes.

Bertambahnya pasien itu, kata Menkes, ikut membebani total klaim BPJS dari lima jenis penyakit pernapasan yang kini mencapai Rp 10 triliun. Jumlah tersebut diperkirakan terus naik seiring dengan bertambahnya kasus penyakit pernapasan.

Oleh karena itu, tekan Budi, polusi udara harus segera ditangani. Pihaknya meminta agar sektor hulu seperti transportasi, energi, dan lingkungan hidup serius mencari cara mengurangi polusi udara. Sedangkan Kemenkes, yang ada di hilir, mengkampanyekan cara meminimalisir paparan polusi udara. Dengan cara ini, dia optimis, Indonesia mampu mengatasi masalah polusi udara.

Sementara, mantan Direktur WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama memandang, kehadiran Puskesmas perlu dimaksimalkan untuk mengobati masyarakat yang sudah terlanjur menghirup polusi. Menurutnya, Pemerintah Daerah juga perlu menjadikan Puskesmas sebagai alat melakukan promosi kesehatan atau Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) tentang berbagai kemungkinan dampak kesehatan, atau akses informasi polutan setempat. 

Baca juga : Tekan Polusi Udara, Kemenperin Minta Ini Ke Industri

“Akan baik bila semua Puskesmas di Jakarta dan sekitarnya dibuat semacam pojok polusi,” sarannya.

Di dunia maya, polusi udara masih menjadi isu hangat yang dibahas. Yang komentar juga bukan cuma masyarakat biasa, tapi juga para tokoh.

Akun @piotrj, yang merupakan Co-founder aplikasi kualitas udara, menyatakan bahwa polusi di Jabodetabek sudah sangat parah. Bahkan sudah menyentuh 30 kali di atas ambang batas WHO.

“Gedung-gedung kita ditutupi polusi yang tebal, dan kok bau juga? Jangan lupa pakai masker dan cek aplikasi @nafasidn,” tulisnya.

Dokter Tirta juga ikut berkomentar. Dia berharap, ada langkah konkret dan besar yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi hal ini. “Landing barusan di Cengkareng, berasa shooting film walking dead. Ini bukan kabut yo, tapi jelas polusi. Ini serius solusinya cuma WFH sama EV ya? Keburu bronkitis kronis orang-orang di Jabodetabek,” tulisnya di akun @tirta_cipeng.

Baca juga : Cegah Dampak Polusi Udara, FishLog Terapkan WFA Permanen Untuk Karyawannya

Menparekraf Sandiaga Uno menyatakan, selain kesehatan, polusi udara juga merugikan ekonomi. “Masalah polusi udara yang terjadi di Jabodetabek akhir-akhir ini tidak hanya berdampak pada kesehatan, tapi juga terhadap ekonomi, serta sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” tulisnya di akun @sandiuno.

Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka, edisi Sabtu (26/8), dengan judul “Polusi Udara Makin Parah, Pasien ISPA Bertambah”

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.