Dark/Light Mode

Terima Investor China

Bamsoet Dukung Rencana Pembangunan Smelter Nikel & Pabrik Baja di Sorong

Rabu, 20 Maret 2024 15:29 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (tengah) menerima jajaran PT Sheng Wei New Energy Technology dan Beijing Jianlong, di Jakarta, Rabu (20/3). (Foto: Dok. MPR)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (tengah) menerima jajaran PT Sheng Wei New Energy Technology dan Beijing Jianlong, di Jakarta, Rabu (20/3). (Foto: Dok. MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengapresiasi rencana dua investor asal China, PT Sheng Wei New Energy Technology dan Beijing Jianlong Heavy Industry Group Co, Ltd (Beijing Jianlong) membangun smelter nikel dan pabrik pembuatan baja dengan metode economic green di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya. Nilai investasinya diperkirakan mencapai Rp 75 triliun.

"Keberadaannya akan memberikan nilai tambah bagi perekonomian masyarakat Papua, khususnya dalam hal penyediaan lapangan pekerjaan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Diperkirakan 3.000 lebih tenaga kerja akan terserap untuk mengoperasionalkan smelter nikel dan pabrik baja tersebut," ujar Bamsoet, usai menerima jajaran PT Sheng Wei New Energy Technology dan Beijing Jianlong, di Jakarta, Rabu (20/3).

Baca juga : Lewat Skema CSR, Sinar Mas Dukung Pembangunan Bandara Singkawang

Hadir dalam pertemuan ini antara lain, perwakilan PT Shengwei Mr Ru Guo Sheng, Vice President Profesor Senior Engineer Beijing Jianlong Mrs Huang Dan, SINO Group Indonesia Randy Irianto dan Dani Peng, serta MCC Group Beijing Mr Yu Zheng Fei.

Ketua DPR ke-20 ini menjelaskan, Beijing Jianlong merupakan grup perusahaan berskala besar. Beroperasi di berbagai industri yang mencakup eksplorasi sumber daya, pertambangan, pengolahan mineral, peleburan, pengolahan, manufaktur produk mekanik dan listrik.

Baca juga : Bamsoet Dukung Musabaqah Tilawatil Quran Antar Bangsa ke-14 di Banjarmasin

"Perusahaan ini memiliki kapasitas produksi dan penggulungan baja mentah mencapai 35 juta ton, menduduki peringkat kedelapan di dunia dan kelima di Tiongkok. Perusahaan ini juga menempati peringkat ke-137 di antara 500 perusahaan Tiongkok teratas pada tahun 2020 dan peringkat ke-50 di antara 500 perusahaan manufaktur Tiongkok teratas pada tahun 2020," jelas Bamsoet.

Kepala Badan Polhukam Kadin Indonesia ini menerangkan, program hilirisasi sumberdaya alam yang digagas Presiden Jokowi akan kembali dilanjutkan Presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto. Sehingga para investor tidak perlu khawatir, karena pemerintahan Indonesia selanjutnya tetap akan memberikan berbagai kemudahan. Baik dari ketersediaan bahan baku, infrastruktur penunjang, maupun berbagai stimulus ekonomi dan kemudahan lainnya.

Baca juga : Prof Deby Vinski Dukung Pembangunan Ratusan Fakultas Kedokteran di Indonesia

Berdasarkan laporan Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), produksi nikel global diperkirakan mencapai 3,6 juta metrik ton pada 2023. Indonesia menjadi negara penghasil nikel terbesar di dunia pada 2023 dengan perkiraan volume produksi 1,8 juta metrik ton, berkontribusi 50 persen terhadap total produksi nikel global.

"Begitu pun dengan potensi industri baja yang sangat besar. Kebutuhan baja nasional diperkirakan terus tumbuh hingga mencapai 100 juta ton pada 2045 dengan nilai investasi sebesar 100 miliar dolar AS atau Rp 1.553 triliun," pungkas Bamsoet.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.