Dark/Light Mode

DPR: Ciptakan Energi Hijau Butuh Kematangan Dan Kecermatan

Minggu, 2 Juni 2024 17:53 WIB
Anggota Komisi VI DPR, Muhammad Husein Fadlulloh. Foto: Istimewa
Anggota Komisi VI DPR, Muhammad Husein Fadlulloh. Foto: Istimewa

RM.id  Rakyat Merdeka - Anggota Komisi VI DPR, Muhammad Husein Fadlulloh menilai akselerasi pembangunan ekonomi hijau merupakan suatu keharusan. Sebab, negara-negara maju sudah jauh lebih dulu memulai transisi energi hijau.

Apalagi, dalam beberapa dekade terakhir peruban iklim dengan intensitas tinggi telah dirasakan di seluruh negara.

"Termasuk di Indonesia yang menimbulkan kesadaran kita semua bahwa harus ada langkah yang konkrit bagaimana green energy ini menimbulkan impact positif terhadap lingkungan, dan juga alam," kata Husein kepada RM.id, Minggu (2/6/2024).

Husein menyadari, proses transisi energi dari fosil ke hijau memang memerlukan waktu yang tidak cepat. Dimulai dari kesadaran yang belakangan dinilainya sudah mulai tumbuh di masyarakat Indonesia.

Baca juga : Gelar Raker, Iwakum Susun Kepengurusan Dan Bahas Program Strategis

"Lalu selanjutnya baru kita berbicara cost yang dibutuhkan untuk transisi green energi ini dan langkah-langkah berikutnya, yang tentu saja membutuhkan kematangan dan kecermatan perhitungan," akunya.

Akan tetapi, dia mengaku Pertamina dan PLN telah berhasil mengeksekusi energi hijau dengan berbagai penetrasinya.

Pertamina, sambung politisi Partai Gerindra itu, yang sudah mulai dengan project carbon capture storage-nya. Juga, PLN yang sudah mulai banyak menggunakan renewable resources demi mencapai target net zero emission Indonesia di tahun 2060.

"Di sini BUMN energi seperti Pertamina dan juga PLN dibutuhkan untuk hadir sebagai agent of development yang mendorong dan menginisiasi, agar Indonesia terus melangkah ke arah yang lebih hijau lagi," harap dia.

Baca juga : Wujudkan Indonesia Emas 2045, Pembangunan Wajib Dilanjutkan

"Intinya kami Komisi VI pasti menyambut baik selama untuk kepentingan negara dan masyarakat menuju Indonesia yang lebih sehat dan hijau," pungkas Husein.

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengimbau jajarannya untuk terus berupaya dalam menggerakan dunia menuju ekonomi hijau. Bukan karena ingin ikut-ikutan. Akan tetapi, karena Indonesia punya kekuatan besar berdaya saing tinggi dalam ekonomi hijau.

Jokowi menyebut, Indonesia punya hampir semua jenis energi hijau. Mulai dari energi panas bumi, energi surya, energi air, energi angin, dan energi ombak. Tak cuma itu, Indonesia juga punya hasil kebun yang bisa diolah menjadi biodiesel, bioetanol, dan bioavtur.

"Kekuatan energi hijau ini akan mengundang industri hijau, akan mengundang pembiayaan ekonomi hijau. Menghasilkan green food, pangan hijau. Membuka peluang-peluang green jobs yang mensejahterakan sekaligus berkelanjutan," tekan Jokowi di Dumai, Riau, Sabtu (1/6/2024).

Baca juga : Puan Lakukan Pertemuan Bilateral Dengan Badan Penasihat Politik China

Dengan alasan itu, Jokowi mengatakan, transisi energi harus dilanjutkan secara bertahap. Transisi energi menuju energi hijau harus dipercepat.

"Pertamina dan PLN harus terus mengembangkan energi hijau, yang meningkatkan nilai tambah di dalam negeri yang mensejahterakan masyarakat, mensejahterakan rakyat bawah, yang sejalan dengan nilai-nilai Pancasila," tegas mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.