Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Ketua MPR: Uni Eropa Rusak Tatanan Perdagangan Global

Senin, 13 Januari 2020 17:10 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Foto: Istimewa)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Setelah perang dagang yang dilancarkan Amerika Serikat (AS) terhadap China, diskriminasi atau penerapan hambatan non-tarif dalam perdagangan global mungkin tidak akan berhenti atas sikap Uni Eropa (UE) terhadap komoditi CPO alias sawit.      

Atas hal itu, Ketua MPR Bambang Soesatyo menyebut bahwa UE dan AS menjadi contoh tentang dua kekuatan ekonomi yang merusak tatanan atau kesepakatan tentang aturan main perdagangan global yang telah ditetapkan dan disepakati dalam Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO).        

Baca juga : BNI Mudahkan Layanan Perbankan PMI di Hong Kong

"Demi kepentingannya masing-masing, negara atau kawasan perekonomian berskala besar itu tidak lagi patuh pada aturan main yang ditetapkan WTO. Perilaku UE dan AS adalah contoh dari kekuatan perekonomian yang bertindak sesuka hati demi kepentingan kawasan masing-masing," ucap politisi yang akrab disapa Bamsoet ini, Senin (13/1).      

Belajar dari perlakuan UE terhadap komoditi CPO, lanjutnya, bukan tidak mungkin di kemudian hari komoditi lainnya akan mendapatkan perlakuan serupa. Karena itu, negeri yang kaya akan sumber daya alam seperti Indonesia harus coba merumuskan caranya sendiri untuk memaksimalkan potensi itu demi kemakmuran masyarakatnya.        

Baca juga : Persija Jakarta Gelar Latihan Perdana Pekan Depan

"Ekspor bahan mentah dengan nilai tambah yang rendah sudah harus dikurangi, dengan mengutamakan pengolahan menjadi barang jadi siap pakai di  negeri sendiri. Tantangannya memang tidak mudah, karena angkatan kerja Indonesia mau tak mau harus menaikkan kapasitas dan keahlian. Namun, pilihan itu sulit dihindari dan harus dimulai dari sekarang," terangnya.        

Maka, gagasan dan ajakan Presiden untuk memaksimalkan potensi sawit sebagai bahan bakar alternatif relevan untuk dikaitkan dengan masa depan ketahanan energi. Indonesia mau tak mau harus lebih fokus dan bersungguh-sungguh dalam mewujudkan energi baru terbarukan.        

Baca juga : Mandiri Syariah Fasilitasi Layanan Perbankan Re Group

"Jangan melihatnya untuk kepentingan jangka dekat, melainkan demi generasi anak-cucu. Dengan fokus pada program energi baru terbarukan, generasi bangsa terkini menyiapkan landasan yang kuat bagi masa depan ketahanan energi nasional," tutup Bamsoet. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.