Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Senator Minta Pemerintah Sanggup Lindungi ABK Kita Di Luar Negeri

Jumat, 8 Mei 2020 21:42 WIB
Wakil Ketua Badan Kerja Sama Parlemen (BKSP) DPD RI Wa Ode Rabia Al Adawia
Wakil Ketua Badan Kerja Sama Parlemen (BKSP) DPD RI Wa Ode Rabia Al Adawia

RM.id  Rakyat Merdeka - Beberapa hari terakhir publik  dihebohkan oleh video viral pelarungan jenazah anak buah kapal (ABK) yang terjadi di kapal penangkap ikan berbendera China. 

Video tersebut berasal dari ABK berkebangsaan Indonesia yang sedang berlabuh di Pelabuhan Busan, Korea Selatan, dan  pertama kali ditayangkan oleh Munhwa Broadcasting Corporation (MBC) pada 6 Mei 2020.

Menanggapi situasi ini, Wa Ode Rabia Al Adawia, Wakil Ketua Badan Kerja Sama Parlemen (BKSP) DPD RI menyampaikan keprihatinan sekaligus kekhawatirannya mengenai nasib tenaga kerja Indonesia (TKI) yang saat ini bekerja di berbagai perusahaan asing.

Baca juga : Pemerintah Dorong DPR Kebut RUU Perlindungan Data Pribadi

"Perlindungan tenaga kerja merupakan isu penting dalam hubungan antar bangsa, jadi apabila terjadi penghilangan hak dasar pekerja kita, tentu negara harus melakukan penyelidikan atau perlindungan kepada mereka," kata Wa Ode Rabia Al Adawia, senator dari Sulawesi Tenggara.

Menurut Wa Ode, tenaga kerja merupakan komponen penting dalam hubungan dunia industri. Namun demikian hak-hak pekerja harus dipenuhi karena mereka dilindungi berbagai konvensi ketenagakerjaan internasional.

"Berdasarkan informasi yang ada, awak kapal , mendapat perlakuan tidak manusiawi, seperti minum air laut ataupun kurangnya waktu istirahat. Padahal pekerjaan mereka termasuk berisiko tinggi," lanjut Wa Ode, salah seorang anggota DPD RI termuda saat ini.

Baca juga : Pemerintah Godok Opsi Pengganti Libur Lebaran

Wa Ode juga heran dengan pemakaman  jenazah ABK ke laut karena alasan dapat menularkan penyakit.

"Sudah digaji rendah, minum air laut, masak jenazahnya dibuang pula ke laut dengan alasan penyakit menular," tegas Wa Ode, tidak dapat menahan kegeramannya atas perlakuan kapal asing tersebut kepada awak kapal Indonesia.

Salah satu kekhawatiran terbesar Wa Ode adalah peristiwa di kapal penangkap ikan tersebut merupakan fenomena gunung es, jadi tidak hanya terjadi kepada awak Long Xin 605 dan Tian Yu yang kebetulan bisa meminta pertolongan di Busan, Korea Selatan tersebut.

Baca juga : Muhadjir Minta Data Penerima Bansos Di Jakarta Diperbaiki

"Posisi awak kapal lemah, apalagi kalau lokasi pekerjaannya di lautan. Aturan tinggal aturan, tergantung  perusahaan atau kapten kapal mau menjalankannya atau tidak. Jadi rentan diperlakukan tidak manusiawi," tegas Wa Ode.

Wa Ode berharap agar perlakuan terhadap tenaga kerja oleh perusahaan asing, baik di dalam dan di luar negeri dapat mengacu pada tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan ( sustainable development ) agar hak-hak pekerja terlindungi dan daerah juga mendapat manfaat ekonomi, sosial dan budaya dalam jangka panjang.

"Indonesia memiliki potensi bonus demografi yang besar, artinya kita perlu menyiapkan akses rakyat kita ke dunia kerja seluas-luasnya. Pada sisi lain, mereka harus terlindungi agar dapat terus produktif dalam jangka panjang dan membawa know-how industri ke ekonomi kita," tegas Wa Ode. [KRS]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.