Dark/Light Mode

Bamsoet: Majunya UMKM dan Koperasi Tumpuan Ekonomi Pancasila

Senin, 15 Juni 2020 16:17 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo saat mengadakan pertemuan virtual dengan jajaran rektorat IPB, dari Ruang Kerja Ketua MPR, Jakarta, Senin (15/6). (Foto: Dok. MPR)
Ketua MPR Bambang Soesatyo saat mengadakan pertemuan virtual dengan jajaran rektorat IPB, dari Ruang Kerja Ketua MPR, Jakarta, Senin (15/6). (Foto: Dok. MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR Bambang Soesatyo bersama Institut Pertanian Bogor (IPB) akan berkerja sama meluncurkan buku sekaligus seminar 'Ekonomi Pancasila dalam Pusaran Globalisasi' karya Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Managemen IPB Prof Didin S Damanhuri bersama Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Prof Erani Yustika. Acara yang akan dilakukan secara virtual pada 27 Juni 2020 tersebut diharapkan dapat menjadi amplifier untuk semakin menggaungkan Ekonomi Pancasila, ditengah gempuran kapitalisme dan liberalisme yang melanda dunia.

"Pasal 33 UUD NRI 1945 sudah sangat jelas mengatur sistem ekonomi Indonesia yang mengedepankan gotong royong, bukan mengedepankan persaingan memupuk kekayaan untuk pribadi dan golongan. Sebagaimana dipondasikan Bung Hatta dan para founding father lainnya, perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasar asas kekeluargaan, dan diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional," ujar Bamsoet, sapaan akrab Bambang, saat mengadakan pertemuan virtual dengan jajaran rektorat IPB, dari Ruang Kerja Ketua MPR, Jakarta, Senin (15/6).

Baca juga : Temui Mahfud MD, Purnawirawan TNI Bahas RUU Haluan Ideologi Pancasila

Turut serta secara virtual Rektor IPB Prof Arif Satria, Wakil Rektor IPB Prof Erika Laconi, Dekan FEM IPB Prof Nunung Nuryartono, Guru Besar FEM IPB Prof Didin S Damanhuri, Guru Besar FEB Univrsitas Brawijaya Prof Erani Yustika, Ketua Panitia Seminar Prima Gandh, dan Direktur IPB Press Erick Wahyudyono.

Mantan Ketua DPR ini menambahkan, oleh para ekonom nasionalis, termasuk Prof Didin S Damanhuri dan Prof Erani Yustika, konsep perekonomian tersebut dijabarkan dalam sebuah bingkai yang bernama Ekonomi Pancasila. Secara terori, konsep Ekonomi Pancasila sudah sangat sempurna dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat. Namun secara prakteknya hingga kini, Ekonomi Pancasila masih menghadapi banyak tantangan dan pergulatan.

Baca juga : Ke Arah Mana Kurva Pemulihan Ekonomi Indonesia?

"Melalui buah pemikiran Prof Didin S Damanhuri dan Prof. Erani Yustika dalam buku Ekonomi Pancasila, kita bisa mencari jalan keluar terhadap berbagai permasalahan globalisasi dan derasnya badai kapitalisme dan liberalisme yang menyerang Indonesia. Sangat penting bagi para mahasiswa dan pemangku kebijakan pemerintahan di bidang ekonomi, maupun anak bangsa yang bercita-cita menjadi pemimpinan nasional, untuk membaca dan mendalami buku tersebut," jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini menjelaskan, salah satu tumpuan Ekonomi Pancasila yakni dengan majunya UMKM dan koperasi. Hal itu jugalah yang mendasari pemerintahan Presiden Joko Widodo sejak di awal pemerintahannya pada 2014 telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk memajukan UMKM dan koperasi.

Baca juga : Langitnya Biru, Jakarta Serasa di Pantai

"Memang masih banyak hal yang perlu ditingkatkan, namun setidaknya kita sudah mengarah pada track yang benar. Di saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia, pemerintah juga sigap mengeluarkan berbagai stimulus guna membantu UMKM dan koperasi. Baik dari segi perpajakan, maupun restrukturisasi kredit yang sudah menembus Rp 337 triliun per Mei 2020," pungkas Bamsoet. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.