Dark/Light Mode

Di Hadapan Ketua MPR

Pedagang Ketupat Sayur Curhat, Susah Dapat Pekerjaan Sesuai Ilmu di Sekolah

Minggu, 26 Juli 2020 20:25 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (kanan) bersama Eka, pedagang ketupat sayur di Menteng, Jakarta Pusat (Foto: Dok. MPR)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (kanan) bersama Eka, pedagang ketupat sayur di Menteng, Jakarta Pusat (Foto: Dok. MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Matahari belum lama memancarkan sinarnya, Sabtu pagi (25/7). Sejumlah pedagang kaki lima sudah mulai menggelar dagangan guna menjemput rezeki di pagi hari. Mulai dari tukang ketupat sayur, bubur ayam, ketoprak, mie ayam, hingga pedagang minuman berjejer di sepanjang Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat.

Pagi itu, Ketua MPR Bambang Soesatyo menyempatkan diri berolahraga di seputaran Menteng. Sembari beristirahat, politisi yang akrab disapa Bamsoet ini memilih memesan ketupat sayur untuk sarapan. Sambil sarapan, Bamsoet pun mengobrol dengan penjual ketupat sayur itu bernama Eka (25). "Sudah berapa lama berjualan ketupat sayur?" tanyanya Bamsoet, seperti tayang dalam YouTube Bamsoet Channel, Minggu (26/7).

Pemuda asal Anyer, Banten, ini mengaku sudah 13 tahun mengadu nasib di Ibu Kota. Ia biasa berjualan di Kawasan Manggarai. "Saat itu Eka berdagang di Jalan Proklamasi menggantikan bapaknya yang sedang pulang kampung," kata Bamsoet.

Baca juga : PAN Sarankan Pemerintah Perketat Syarat Dana Talangan BUMN Bermasalah

Eka merupakan lulusan STM jurusan otomotif. Namun, kemampuan yang diperolehnya di bangku STM tidak cukup untuk bersaing memperoleh pekerjaan di jalur formal. Tadinya, ia berharap bisa bekerja di bengkel otomotif usai lulus STM.

Memang, ia sempat bekerja beberapa waktu sebagai waiters pada sebuah tempat karaoke di bilangan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Gaji yang diperoleh sekitar Rp 2,7 juta. Hanya sayang, kontraknya tidak diperpanjang.

Berusaha melamar pekerjaan ke beberapa tempat, tidak berhasil. Eka pun kemudian memilih bekerja mengikuti jejak bapaknya, berjualan ketupat sayur. Ia berjualan di Manggarai, Jakarta Selatan. Ilmu yang diperoleh selama di STM tidak bisa diterapkan di dunia kerja.

Baca juga : Puan Minta Pemerintah Dengar Aspirasi Masyarakat Sebelum Terapkan New Normal di Sekolah

"Memang realitas dunia kerja saat ini, masih banyak para pekerja yang bekerja tidak sesuai dengan ilmu yang di dapat di bangku sekolah atau perguruan tinggi. Ini harus menjadi perhatian pemerintah untuk mampu membuat kurikulum pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja," ujar Bamsoet.

Imbas pandemi Covid-19 sangat terasa pada masyarakat lapisan bawah yang bergelut di sektor informal. Selama awal pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diberlakukan di DKI Jakarta, Eka tidak bisa berjualan. Ia menganggur selama 3 bulan. 

Beruntung, setelah new normal diterapkan, Eka sudah bisa berjualan kembali. Tetapi, tetap saja pendapatan yang diperoleh jauh dari sebelum pandemi. Pendapatan kotor hasil berjualan dari pagi hingga sore hanya berkisar Rp 200 ribu.

Baca juga : Ketua MPR: Peran Masyarakat, Faktor Kunci Pemulihan Kehidupan dan Ekonomi

Bamsoet mengakui, pandemi Covid-19 memberi dampak serius bagi dunia kerja. Data Kementerian Ketenagakerjaan mencatat hingga akhir Mei 2020, tercatat sudah lebih dari 1,75 juta tenaga kerja formal dan informal yang terkena imbas Covid-19. Bila dirinci, pekerja formal yang dirumahkan dan mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) mencapai 1,43 juta. Pekerja yang di-PHK sebanyak 380.221 dan yang dirumahkan sebanyak 1.058.284 pekerja. Pekerja sektor informal yang terdampak sebanyak 318.959 orang. Sementara, perusahaan yang telah melakukan PHK dan merumahkan pekerjanya sebanyak 80.000 perusahaan yang tersebar di seluruh tanah air. 

"Bisa jadi jumlah tersebut lebih dari itu. Bukan tidak mungkin ada perusahaan yang belum melaporkan ke Kemenaker ketika melakukan PHK atau merumahkan pekerjanya. Sangat penting bagi pemerintah untuk segera merealisasikan janjinya untuk memberikan santunan serta pelatihan kepada para pekerja yang terdampak pandemi," pungkas Bamsoet. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.