Dark/Light Mode

Kampanye Hitam Lahirkan Kebencian Antar-Kelompok

Senin, 11 Maret 2019 01:06 WIB
Kampanye Hitam Lahirkan Kebencian Antar-Kelompok

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua DPR Bambang Soesatyo mengimbau semua anggota tim pemenangan capres-cawapres berhenti mempraktikkan kampanye hitam. Sebab, praktik tersebut sangat berbahaya bagi kehidupan masyarakat. 

"Saat ini, sebagian masyarakat telah masuk perangkap kebencian antar-kelompok akibat tingginya intensitas kampanye hitam yang bernuansa fitnah dan kebohongan. Karena itu, praktik kampanye hitam seperti itu harus dihentikan," tegas politisi yang akrab disapa Bamsoet ini, di Jakarta, kemarin. 

Selain itu, sambungnya, perangkap kebencian antar-kelompok berupa kampanye hitam bermuatan fitnah, ujaran kebencian, kebohongan, hingga hoaks telah mengarah pada tindakan atau upaya membodohi masyarakat. Dinamika Pemilu yang seharusnya menyenangkan dan damai, berubah menjadi tidak produktif jika masyarakat tidak semakin cerdas dalam merumuskan sikap dan pilihan politiknya.

"Lebih dari itu, tahun politik 2019 akan meninggalkan aib jika masyarakat terperangkap dalam suasana kebencian antar-kelompok yang berkepanjangan. Tahun ini bisa menjadi bagian sejarah buruk," ucap politisi Partai Golkar ini. 

Baca juga : Kampanye, Sandi Dikawal Mobil PDIP

Indikasi meluasnya kebencian antar-kelompok sudah terlihat sangat jelas. Mulai dari saling ejek dengan menyebut cebong dan kampret, sampai saling tuding menggunakan agama sebagai alat politik. 

"Sulit memprediksi kapan berakhirnya rivalitas cebong versus kampret ini. Sebab, kebencian itu dibangun dengan sentimen SARA," ucapnya.

Bamsoet lalu memaparkan contoh  kampanye hitam yang bermuatan penghinaan. Yang terbaru, beredarnya foto kondom bergambar capres-cawapres nomor urut 01 di Whatsapp Group dan media sosial.

Sebelumnya, ada kasus kampanye hitam oleh tiga perempuan di Karawang, Jawa Barat.  Kampenye itu, tambah Bamsoet, dinyatakan sebagai perbuatan terlarang. Sebab, di dalamnya memuat tuduhan tentang legalisasi perkawinan sejenis dan juga tuduhan bahwa suara azan akan ditiadakan. "Di tempat lain, ada tuduhan bahwa pelajaran agama di sekolah akan dihapus," ujarnya.

Baca juga : Prabowo-Sandi Andalkan Relawan

Pembuat kampanye hitam itu, kata Bamsoet, mencerminkan kebencian kelompoknya. Kebencian ini kemudian dibalas dengan kebencian juga. Kelompok yang merasa jagoannya diserang jelas tidak senang. Mereka pun mengekspresikan kebencian dengan ujaran-ujaran yang tak kalah sengitnya.

"Cukup jelas bahwa tingginya intensitas kampanye hitam itu telah membangun perangkap kebencian antar-kelompok masyarakat," jelasnya.

Berangkat dari keprihatinan itu,  Bamsoet mendorong tim pemenangan dari kedua kubu capres-cawapres untuk segera menghentikan kampanye hitam. Terlebih, sudah banyak kalangan juga menunjukkan keprihatinan atas fakta mengenai perangkap kebencian antar-kelompok itu. 

Bamsoet berharap, tim pemenangan kedua kubu capres-cawapres tidak menutup mata atas kecenderungan yang menyedihkan itu. Tim pemenang tidak boleh cuek, apalagi menikmati adanya kebencian antar-kelompok ini.

Baca juga : Tunda Kampanye, Maruf Keseleo

"Sebelum situasinya bertambah parah, semburan kampanye hitam di ruang publik harus dihentikan. Mengutamakan kegiatan kampanye yang simpatik dan mencerahkan merupakan langkah awal untuk menghilangkan perangkap kebencian antar-kelompok itu," tandasnya. [ONI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.