Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pujian Anak Paloh

Siti Aisyah Bebas, Diplomasi Jokowi Top

Rabu, 13 Maret 2019 01:47 WIB
Anggota Komisi I DPR Prananda Surya Paloh (Dok. Nasdem)
Anggota Komisi I DPR Prananda Surya Paloh (Dok. Nasdem)

RM.id  Rakyat Merdeka - Anggota Komisi I DPR Prananda Surya Paloh senang dengan keberhasilan Pemerintah membebaskan Siti Aisyah dari ancaman hukuman mati di Malaysia. Menurut politisi muda Partai Nasdem itu, keberhasilan tersebut menunjukkan bahwa diplomasi pemerintahan Presiden Jokowi sangat baik.

Awalnya, Siti Aisyah terancam hukuman mati karena diduga terlibat dalam pembunuhan Kim Jong-Nam, adik tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, di Malaysia, 13 Februari 2017. Sejak Oktober 2017, Aisyah menjalani serangkaian persidangan di Malaysia. Dia didakwa mengusapkan gas saraf VX yang mematikan ke wajah Kim Jong-Nam, saat berada di Bandara Kuala Lumpur, Malaysia.

Indonesia tidak tinggal diam dengan dakwaan ini. Pemerintah Indonesia aktif melobi Jaksa Agung Malaysia. Hasilnya, dalam persidangan Senin lalu, jaksa penuntut umum kasus tersebut mencabut dakwaan pembunuhan Kim Jong-Nam yang menjerat Aisyah. Aisyah pun bebas dan bisa pulang ke Indonesia.

Baca juga : Presiden Jokowi Ketemu Siti Aisyah Di Istana Negara

Menurut Prananda, kebebasan Aisyah merupakan prestasi besar pemerintahan Jokowi. Sebab, biasanya Malaysia sangat ketat dengan tuntutan terhadap kasus kriminal, apalagi dugaan pembunuhan. Pembebasan Aisyah itu merupakan bukti upaya diplomasi kelas tinggi dari pemeritahan Jokowi.

“Semestinya semua anak bangsa gembira dengan pembebasan Siti Aisyah. Ini menjadi bukti bahwa pemerintahan Jokowi sama sekali tidak menelantarkan satu pun nyawa warganya yang terkena masalah di luar negeri. Kalau ada yang nyinyir dengan pembebasan ini, patut dipertanyakan kualitas nasionalismenya. Jangan-jangan hanya KTP atau paspornya yang Indonesia, tetapi jiwanya, hatinya, tidak di sini,” kata putra Surya Paloh itu, di Jakarta, kemarin.

Dalam diplomasi tersebut, Indonesia mengeluarkan semua kekuatan. Yang terlibatnya juga banyak dan kelas tinggi. Mulai dari Kemenkumham, Kejaksaan Agung, Polri, serta Presiden Jokowi. Saat berkunjung ke Malaysia, Jokowi berbicara langsung dengan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengenai kasus Aisyah.

Baca juga : Pengacara Siti Nilai Kasus Kim Jong-nam Kurang Bukti

Prananda pun memastikan, kebehasilan ini bukan pencitraan. “Kalau ada yang bilang ini pencitraan, masak Malaysia disuruh mengangkat citra Jokowi. Inilah pikiran-pikiran sempit dan mengada-ada hanya karena tidak suka dengan kesuksesan dan prestasi Jokowi,” cetusnya.

Ketua DPP Garda Pemuda Nasdem menerangkan, pembebasan Aisyah hanya salah satu dari keberhasilan upaya diplomasi premium pemerintahan Jokowi. Sebelumnya, berkat diplomasi berkualitas, pemerintahan Jokowi juga telah berhasil membebaskan ratusan WNI yang terancam hukuman mati di luar negeri.

“Sepanjang 2018 saja, terdapat 278 WNI telah dibebaskan dari ancaman hukuman mati,” bebernya, mengutip data Kementerian Luar Negeri.

Baca juga : Siti Aisyah Bebas

Menurut dia, pembebasan Aisyah dan ratusan WNI yang terancam hukuman mati di berbagai negara di dunia itu menunjukkan bahwa Indonesia dan Presiden Jokowi dihargai dan didengar dunia internasional. Banyak pemimpin negara lain gagal membebaskan warganya yang terancam hukuman di negara-negara lain. Namun, Indonesia membuktikan sebaliknya. Hal itu menunjukkan reputasi dan posisi Jokowi dalam pergaulan internasional.

Pembebasan Aisyah dan ratusan WNI itu, lanjutnya, merupakan fakta terbuka. Dengan fakat itu, masyarakat tahu persis siapa yang bekerja dalam usaha diplomasi itu dan siapa saja yang nyinyir.

“Publik makin tahu mana yang loyang, mana emas. Kalau ada yang nyinyir di tengah kegembiraan masyarakat karena pembebasan Siti Aisyah, tak bisa tidak hanyalah kelompok loyang,” sindirnya. [REN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.