Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

DPR Dukung 4 Klaster Holding Pariwisata Dan Pemisahan Anak Usaha BUMN

Selasa, 10 November 2020 13:52 WIB
Anggota Komisi VI DPR Evita Nursanty (Foto: Istimewa)
Anggota Komisi VI DPR Evita Nursanty (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Anggota Komisi VI DPR Evita Nursanty mendukung rencana pemerintah membentuk  empat klaster dalam Holding Pariwisata, serta pemisahan anak usaha BUMN seperti Garuda, Pertamina, Pegadaian, dan lainnya yang terkait pariwisata masuk ke dalam sistem holding pariwisata ini. Menurut Evita, langkah ini akan membuat BUMN semakin kompetitif dan menjadi institusi bisnis yang efisien sebagai pemain dunia. Juga akan membuat industri pariwisata Indonesia semakin maju, baik dari sisi pengembangan destinasi maupun pemasarannya, karena dukungan bandara, maskapai, aviasi, dan logistik.

“Pembentukan empat klaster dalam Holding Pariwisata ini sudah bagus. Nama yang dipilih tepat, yaitu pariwisata. Begitu juga langkah konkret untuk memisahkan anak usaha BUMN, seperti anak usaha Garuda itu, termasuk juga nanti yang ada di Pertamina, Pegadaian, dan lainnya. Ini memang harus dibenahi, dikonsolidasikan, demi bangkitnya industri, dan mendorong terciptanya daya saing yang tinggi, serta BUMN fokus pada core business-nya,” kata politisi PDI Perjuangan ini, dalam keterangannya, Selasa (10/11)

Baca juga : PGN Group Sabet 4 Kategori Penghargaan BUMN

Anak usaha Garuda yang dipisah yaitu Aerowisata dan Garuda Indonesia Holiday France dimasukkan ke Klaster Manajemen Destinasi. Kemudian, Gapura Angkasa, Aerowisata Catering Service, Strategic Business Unit Garuda Indonesia Cargo, Garuda Maintenance Facility Aeroasia, Aero Express masuk Klaster Service Aviasi dan Logistik. Garuda menjadi anggota dari Holding Pariwisata, dan masuk Klaster Airlines bersama Pelita Air Service.

Hanya saja, menurut Evita, perlu dijelaskan pola hubungan klaster-klaster ini. Yaitu, mana induk dalam klaster dan anggotanya. Sebab, publik masih bingung terkait hubungan holding, klaster, maupun rencana pembentukan subholding. Termasuk bagaimana komposisi saham induk maupun anak. Misalnya, kenapa ada anak usaha yang “naik tingkat”, sementara yang lain tetap jadi anak. Apalagi yang terlibat di klaster Manajemen Destinasi yang melibatkan banyak anak usaha, sehingga tata ulangnya harus makin baik karena melibatkan banyak anak usaha yang mungkin selama ini sudah nyaman dengan posisinya. 

Baca juga : BUMN Holding Pariwisata Percepat Pulihkan Ekonomi

Evita sepakat, BUMN induk tetap memiliki lebih dari 50 persen saham pada perusahaan eks anak BUMN agar negara tetap memiliki kontrol. “Ingat, ini holding bukan merger. Misi penting dari Holding Pariwisata ini adalah terbangunnya ekosistem bisnis yang sehat, serta  membawa bendera Indonesia ke dunia,” lanjut Evita.

Evita yakin, pembentukan Holding Pariwisata ini bisa menjalankan peran pioneering bisnis terkait pariwisata di destinasi, yang selama ini sangat dihindari pihak pebisnis swasta, dan sekaligus mendorong keberpihakan kepada UMKM dan masyarakat sekitar, serta menjadi pelopor dalam hal standard baru dari sisi kualitas dan daya saing tinggi. Jangan juga kemudian setelah dikonsolidasikan malah merambah ke bisnis lain yang tidak terkait.

Baca juga : Sub Holding Pertamina Jadi Jawaban Pemenuhan Energi Ramah Lingkungan

“Jadi, tidak akan terjadi seperti kekhawatiran banyak pihak bahwa Holding Pariwisata ini akan menyulitkan pebisnis swasta. Justru akan terjadi pro pembangunan destinasi dalam konteks perintisan usaha pariwisata dan pro kepada  efisiensi yang menguntungkan bagi masyarakat atau konsumen maupun bagi dunia usaha lainnya. Tapi, betul kita harus tetap ingatkan, misalnya jangan sampai Angkasa Pura hanya memberikan privilege kepada Garuda atau Pelita Air Service, tapi maskapai lain juga,” sambung Evita.

Seperti diketahui, Kementerian BUMN berencana membentuk Holding Pariwisata melalui dua tahap. Tahap pertama dilakukan pada kuartal IV-2020, yaitu inbreng dengan tujuh BUMN di dalamnya yaitu PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau ITDC, Taman Wisata Candi (TWC), Inna Hotels & Resorts, PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT Garuda Indonesia (Persero), serta PT Sarinah (Persero). Pada restrukturisasi portofolio yang bakal dilaksanakan pada 2021-2022 akan dibagi ke dalam beberapa klaster, yaitu:  Kluster Airport: Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II; Klaster Manajemen Destinasi: ITDC, TWC, Hotel Inna, Aerowisata, Garuda Indonesia Holiday France; Klaster Airlines: Garuda Indonesia dan Pelita Air Service;  Klaster Aviasi dan Logistik: Gapura, Angkasa Pura Solusi, GMF Indonesia, Garuda Indonesia Kargo, Angkasa Pura Kargo, Aero Express, Angkasa Pura Supports, Aerofood ACS, dan Sarinah. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.