Dark/Light Mode

Islam Tak Ajarkan Ubah Kalimat Azan

Selasa, 1 Desember 2020 19:53 WIB
Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah.
Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah.

RM.id  Rakyat Merdeka -   Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah menyayangkan tindakan oknum masyarakat yang mengubah kalimat azan. Dari Hayya Ala al Falah  menjadi Hayya Ala al Jihad. Menurutnya, sepanjang sejarah Nabi Muhammad, tidak pernah terjadi perubahan kata-kata dalam azan.

 "Sejak menerima wahyu tentang azan, Nabi Muhammad SAW tak pernah mengubah redaksi azan. Rasulullah SAW memang pernah menambah redaksi azan, tapi itu saat terjadi cuaca ekstrem, misalnya hujan deras dan angin kencang, yang intinya memberitahu ummat agar shalat di rumah masing-masing. Tapi, Nabi tidak pernah mengganti redaksi azan dengan kata jihad,” jelas Ahmad Basarah yang juga adosen Pasca Sarjana Universitas Islam Malang ( Unisma), Selasa (1/12). 

Sekretaris Dewan Penasihat PP Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) ini menuturkan, lafal azan yang diterima umat Islam sedunia adalah seperti yang dikumandangkan di Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah. 

“Jika ada orang mengubah lafal azan, misalnya menambah kalimat Hayya Ala al Jihad, itu bertentangan dengan azan di dua masjid suci di Arab Saudi itu. Mereka berarti sudah membuat ajaran baru yang tidak diajarkan dalam Islam,” tegas Ahmad Basarah.

Baca juga : Israel Kembali Lancarkan Serangan Udara Ke Gaza

Ketua Fraksi PDI Perjuangan ini memaparkan, kalimat demi kalimat yang terdapat dalam azan adalah wahyu Allah SWT yang diturunkan dalam mimpi sahabat bernama Abdullah bin Zaid. Dalam beberapa buku sejarah Islam yang ia baca, diceritakan bahwa ketika  berada di antara tidur dan terjaga, sahabat Nabi Muhammad SAW itu melihat seorang lelaki memakai dua pakaian serba hijau berkeliling sambil membawa genta. Saat Abdullah meminta genta itu untuk dijadikan alat pemanggil shalat, lelaki dalam mimpi itu kemudian menawarkan lafal-lafal azan sebagai penggantinya. Lelaki dalam mimpi itu berkata kepada Abdullah bin Zaid.

“Bila engkau hendak berdiri shalat maka ucapkanlah, Allahu Akbar, Alahu Akbar. Asyadu alla Ilaha illalah. Asyadu anna Muhammadarrasulluloh. Haya alla sholah (2 kali). hayya alla falah (2 kali). Allahu Akbar, Allahu Akbar. La ilaha illalah,"  Keesokan harinya, lanjut Basarah,  Abdullah bin Zaid menghadap Nabi SAW dan mengabarkan mimpinya  tadi. Rasulullah SAW mendengarkan cerita Abdullah dengan seksama, lalu bersabda. 

“Sesungguhnya mimpi itu benar. Insya Allah. Maka, berdirilah (pergilah) kau kepada Bilal karena suara Bilal itu lebih tinggi dan lebih panjang, lalu ajarkan Bilal apa yang telah disampaikan lelaki dalam mimpi itu kepadamu; dan hendaklah bilal memanggil orang bershalat dengan sedemikian itu.”

Setelah Bilal menyerukan azan seperti yang diajarkan Abdullah bin Umar, Umar bin Khaththab kemudian datang tergesa-gesa kepada Nabi SAW lalu berkata.

Baca juga : Inggris Vs Irlandia, Kane Panaskan Derbi Britania

“Ya Rasulullah, demi zat yang telah mengutus engkau dengan benar, sungguh samalam saya telah bermimpi sebagaimana yang diucapkan Bilal," ujar Umar.

Mendengar ucapan Umar itu, Nabi SAW bersabda: “Segala puji bagi Allah, demikian itulah yang lebih tetap.”

Berdasarkan kisah turunnya wahyu azan itu, Ahmad Basarah menegaskan bahwa sesuai keyakinan umat Islam di seluruh dunia, kalimat-kalimat dalam azan itu adalah seperti yang sering diperdengarkan di masjid-masjid di Indonesia dan  masjid-masjid di seluruh dunia, termasuk Masjid Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah. 

“Jadi, kalau ada yang mengubahnya dengan hayyal alal jihaad, itu pasti sudah mengubah ajaran Islam. Itu bid’ah,’’ jelas Wakil Ketua Lazisnu PBNU itu. 

Baca juga : Indra Sjafri Paparkan Hasil Rapat Dengan AFC

Menurut Ahmad Basarah, jika ada sekompok orang yang mengubah lafal azan menjadi ‘’hayya alal jihad, sebaiknya mereka hentikan. Apa yang mereka lalukan itu hanya akan berakibat memecah belah umat Islam. 

“Apakah mereka sudah menodai agama Islam, saya mengembalikannya kepada umat Islam Indonesia, bahkan umat Islam dunia. Mari kita tanya, apakah mereka rela syariat agama mereka diubah-ubah?," cetusnya.

Jika pun ada perbedaan mazhab fiqih, lanjutnya, itu pasti didasari oleh dalil masing-masing. Nah, khusus soal azan, semua umat Islam sedunia selama ini sudah sepakat. QAR

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :