Dark/Light Mode

Kurang Bahan Baku, Perajin Tahu Tempe Menjerit

Senayan Minta Segera Swasembada Kedelai

Selasa, 5 Januari 2021 06:27 WIB
Anggota Komisi VI DPR Darmadi Durianto. (Foto: Istimewa)
Anggota Komisi VI DPR Darmadi Durianto. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Selain membendung permainan para spekulan, pemerintah bisa membuat terobosan lain agar pasokan kedelai ini bisa segera stabil. Salah satunya membuat kebijakan stimulus dengan mengenakan tarif bea masuk rendah atau tidak ada sama sekali. Stok-stok yang dipegang para mafia dan pedagang besar kedelai itu harus di-push supaya masuk ke pasar.

Yang tidak kalah pentingnya, pemerintah harus meningkatkan produksi dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan akan kedelai impor. Di semester pertama Tahun 2020 saja, Indonesia mengimpor kedelai dalam jumlah sangat besar, yakni 1.27 juta ton senilai 510.2 juta dolar AS atau sekitar 7,24 triliun.

Baca juga : Pengrajin Tempe Mogok Produksi

Sementara produktivitas kedelai yang dihasilkan para petani kita masih terbilang sangat rendah, 1,5 ton per hektare. Masih sangat jauh dari produktivitas yang dihasilkan para petani Amerika Serikat yang saat ini menjadi produsen utama dunia dengan 4 ton per hektare.

“Sesuai dengan Trisakti Bung Karno yang kedua, kita harus berdikari di bidang ekonomi. Karena itu, tak ada cara lain. Produktivitas harus ditingkatkan untuk mewujudkan swasembada kedelai,” tambah dia.

Baca juga : Hadapi Tahun 2021, Pertamina Mantapkan Kerja Sama Dengan Polda Kalsel

Sementara Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, mengakui pengembangan produksi kedelai oleh petani lokal sulit dilakukan untuk mencapai swasembada kedelai. Hal ini mengingat komoditas tersebut tidak memiliki kepastian pasar dibandingkan komoditas pangan lainnya.

Peningkatan produksi kedelai diakui memang tidak mudah untuk dilakukan, mengingat kedelai masih diposisikan sebagai tanaman penyelang atau selingan bagi tanaman utama seperti padi, jagung, tebu, tembakau, dan bawang merah. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.